Gara-gara BLT, Pemilik Rekening Bank di Desa Naik Dobel

CNN Indonesia
Kamis, 14 Mei 2020 15:22 WIB
Petugas memberikan Bantuan Sosial Tunai (BST) pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kantor Pos Cimahi, Jawa Barat, Minggu (10/5/2020). Pemerintah melalui Kementerian Sosial menyalurkan dana bantuan sosial tunai senilai Rp600.000 kepada 13.491 Keluarga Penerima Manfaat di Kota Cimahi yang terdampak wabah COVID-19. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) menyebut jumlah kepemilikan rekening bank di pedesaan naik 24,2 persen dan di perkotaan sebesar 16,4 persen. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Asisten Departemen Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Perekonomian Gede Edy Prasetya mengatakan penyaluran bansos tunai (BLT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) turut mendorong inklusi keuangan di wilayah pedesaan.

Survei Financial Inclusion Insight yang dilakukan Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) merilis jumlah kepemilikan akun perbankan di desa meningkat hampir dua kali lipat dalam kurun waktu 2016 hingga 2018.

Pada periode tersebut, pemerintah baru saja mengubah mekanisme penyaluran bantuan sosial (bansos) dari pengiriman lewat PT Pos Indonesia (Persero) ke perbankan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami terus melakukan kerja sama dengan Kementerian Desa, dan Kementerian Sosial untuk memberikan literasi dan edukasi kepada para pemilik akun perbankan ini agar mereka lebih sadar untuk menabung, berinvestasi atau mengajukan kredit lewat perbankan," kata Edy dalam diskusi lewat laman Youtube DNKI, Kamis (14/5).

Di antara tahun 2016 dan 2018, jelas Edy, kepemilikan akun bank di pedesaan tumbuh sebesar 24,2 persen, sementara di periode yang sama, pertumbuhan kepemilikan akun bank di wilayah perkotaan hanya sebesar 16,4 persen.

"Program bantuan pemerintah yang menargetkan daerah pedesaan dan perkotaan secara merata berkontribusi terhadap peningkatan kepemilikan akun," imbuhnya.

Meski demikian, hingga 2018, tingkat kepemilikan akun di daerah pedesaan di hampir seluruh provinsi Jawa lebih rendah dari rata-rata nasional kecuali Jawa tengah. Di Jogja, misalnya, persentase kepemilikan akun bank antara kawasan urban dan rural masing-masing 57,8 persen dan 51,6 persen.

Di Banten kepemilikan akun bank di kawasan perkotaan dan pedesaan masing-masing 57,5 persen dan 44,8 persen; sementara di Jawa Barat, kawasan kepemilikan akun di kawasan perkotaan sebesar 51,9 persen dan pedesaan sebesar 46,4 persen.

Adapun di Jawa tengah, persentase kepemilikan akun bank antara kawasan urban dan rural masing-masing 66,8 persen dan 56,5 persen.

Terkait kepemilikan akun bank berdasarkan geografi, menurut Edy, tak ada perbedaan yang signifikan antara provinsi di wilayah Timur dan Barat Indonesia.

Namun, terdapat disparitas geografi cukup tinggi daerah tertinggal dan kawasan maju. "Ini merefleksikan kesenjangan yang cukup besar antara masyarakat di bawah dan atas garis kemiskinan," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(hrf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER