Jakarta, CNN Indonesia -- Studi
McKinsey, konsultan manajemen internasional menyatakan konsumen Indonesia sangat khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan pengeluarannya di tengah pandemi
virus corona. Bahkan, kekhawatiran konsumen di Indonesia jauh lebih tinggi dari konsumen di China dan India.
Co-Leader of Consumer Packaged Goods and Retail Practices McKinsey in Southeast Asia Simon Wintels mengungkapkan kekhawatiran ini tercermin dari hasil survei yang menunjukkan bahwa ekspektasi tingkat pendapatan konsumen Indonesia setidaknya sudah turun 47 persen sejak pandemi corona berlangsung. Sementara China hanya turun 21 persen dan India turun 34 persen.
"Orang Indonesia mengatakan bahwa mereka khawatir dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dan (khawatir) tidak bisa menyediakan pendapatan yang cukup, padahal tingkat pengeluaran terus meningkat," ungkap Simon dalam paparan virtual hasil studi, Senin (18/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil survei juga ditemukan bahwa ekspektasi pengeluaran pengeluaran meningkat 30 persen pada konsumen Indonesia. Sedangkan ekspektasi pengeluaran konsumen China hanya meningkat 5 persen dan India berkurang sekitar 4 persen.
Sementara ekspektasi menabung konsumen Indonesia turun 54 persen. Senada, China juga turun 37 persen dan India 29 persen.
"Dari sisi pengeluaran dan tabungan, orang Indonesia lebih pesimis karena mereka berpikir akan mendapatkan penghasilan yang lebih sedikit," jelasnya.
Hal ini membuat ekspektasi perbaikan ekonomi nasional dari konsumen Indonesia lebih rendah dari kedua negara dengan ekonomi terbesar di Asia itu. Tercatat, ekspektasi pemulihan ekonomi nasional setelah pandemi corona di Indonesia hanya berada di kisaran 38 persen.
Sedangkan China cukup positif mencapai 53 persen dan India 40 persen. Ekspektasi kepercayaan konsumen pada pemulihan ekonomi kedua negara meningkat sekitar 5 persen dari hasil survei sebelumnya.
Seperti diketahui, pandemi virus corona membuat jumlah kasus positif menembus 4,71 juta. Dari jumlah itu 1,73 juta orang sembuh dan 315 ribu orang meninggal dunia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat hanya 2,97 persen pada kuartal I 2020. Sedangkan China minus 6,8 persen, sementara India diperkirakan hanya mencapai 2,5 persen.
[Gambas:Video CNN] (uli/age)