Penasihat Trump Prediksi Bulan Depan Puncak Pengangguran AS

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Mei 2020 11:37 WIB
Ridley Goodside wears a goggles and a filtration mask to protect himself from exposure to coronavirus as he reads "The Book of Why" while sitting in a circle marked on the grass for proper social distancing at Domino Park in the Williamsburg borough of Brooklyn, Monday, May 18, 2020, in New York. The small park with views of Manhattan's skyline was the site of severe overcrowding during a spate of warm weather just over a week ago. (AP Photo/Kathy Willens)
Penasihat Trump, Kevin Hassett, menyebut angka pengangguran Mei sebesar 22 persen bukanlah yang tertinggi. Puncaknya baru akan terjadi Juni 2020. Ilustrasi. (AP/Kathy Willens).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kevin Hassett, Penasihat Utama Presiden AS Donald Trump, memprediksi puncak angka pengangguran akan terjadi pada Juni nanti. Diperkirakan tingkat pengangguran tembus 23 persen sebelum kembali landai.

Menurut Hassett, tingkat pengangguran AS pada Mei sebesar 22 persen bukanlah angka terburuknya. "Pada Juni akan lebih tinggi lagi, dan menjadi titik surut," ujarnya, mengutip CNN.com, Sabtu (23/5).

Pun demikian, ia optimistis gejolak ekonomi AS akan segera berakhir. Apalagi, Trump dan Kongres AS berencana menyepakati stimulus ekonomi keempat. Stimulus ini akan menambah gemuk triliunan dolar AS yang telah disisihkan untuk menyelamatkan ekonomi Negeri Paman Sam sebagai dampak pandemi virus corona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga optimistis banyak dari jumlah pengangguran atau mereka yang dirumahkan akan kembali bekerja lebih cepat dari perkiraan. Hal ini dikarenakan respons cepat The Fed, bank sentral AS, termasuk para politisi AS.

"Kami memiliki kebijakan terbesar dalam menjawab kejutan negatif terbesar ini," terang Hassett.

Sebelumnya, banyak analis dan investor pasar saham bersikap skeptis terhadap kurva pemulihan corona di AS.

Selain itu, kekhawatiran baru muncul dari ketegangan dagang AS-China. Banyak pihak memprediksi perang dagang antara kedua negara dengan ekonomi terbesar itu akan semakin sengit, terutama setelah undang-undang keamanan nasional baru untuk Hong Kong.

Senat AS menyebut pihaknya akan mencari tahu perusahaan China yang terdaftar di AS yang tak setuju dengan transparansi sistem akuntansi mereka.

"Kami tengah mengamati China dan mempertimbangkan seluruh opsi. Kami tak akan memberi China kemudahan," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(wel/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER