Erick Sebut Baru 86 BUMN Siapkan Protokol Corona

CNN Indonesia
Selasa, 26 Mei 2020 17:00 WIB
Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir usai bertemu Presiden Joko Widodo, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/10).
Menteri BUMN Erick Thohir ingin memastikan protokol covid-19 diterapkan oleh perusahaan pelat merah. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan belum semua perusahaan pelat merah siap dan melaporkan protokol kesehatan jelang periode new normal. Dari hasil pemetaan awal, baru 86 dari sekitar 140 BUMN yang telah menyiapkan protokol covid-19.

Sebelumnya, protokol covid-19 dibuat untuk mencegah penyebaran virus corona di tengah aktivitas usaha saat periode new normal.

"Kami mapping dari awal, alhamdulillah hasil mapping kita 86 BUMN siap. Yang menarik ada (BUMN) yang enggak siap. Yang enggak siap ini kami pandu supaya mereka tidak bikin blunder di lapangan," ujar Erick dalam webminar bertajuk Silaturahome, Selasa (26/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Erick, persiapan itu belum merata karena karakteristik bisnis yang berbeda di masing-masing perusahaan pelat merah.

"Protokol covid-19 tentu berbeda di masing-masing BUMN, karena kan ada bisnis logistik seperti airport pelabuhan ini pasti beda dengan yang pertambangan," ujarnya.

Percepat Klaster BUMN Kesehatan

Selain mempersiapkan protokol kesehatan, Erick juga berencana untuk mempercepat klaster BUMN kesehatan dengan melibatkan perusahaan farmasi dan rumah sakit pelat merah. Hal itu dilakukan untuk menyediakan ekosistem kesehatan yang terintegrasi di era new normal.

"Kami mau membangun kesehatan terintegrasi. Ini jadi kunci. Ini harus menjadi sinergi, tidak bisa berdiri sendiri," ucapnya

Ia juga memastikan BUMN yang tergabung dalam kluster rumah sakit dan farmasi itu tetap akan memiliki fokus masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan tiga fokus penanganan covid-19 oleh pemerintah pelacakan pasien (tracing), pengetesan (test), dan perawatan (treat).

"Ini yang akan kami garap ke depan supaya ketergantungan terhadap produk impor itu berkurang, termasuk ventilator buatan lokal," tuturnya.

Selain ekosistem kesehatan terintegrasi, kata Erick, nantinya klaster BUMN rumah sakit dan farmasi itu juga akan berfokus untuk memperkuat kapabilitas kesehatan domestik dan berfokus pada tindakan preventif.

Biofarma, misalnya, akan difokuskan untuk membantu penemuan vaksin virus corona dengan menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga baik dalam maupun luar negeri.

"Biofarma dari dua bulan yang lalu coba mencari solusi. Kami bicara dengan Sinovac dari Cina. Kami bicara juga dengan CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations) dari organisasi internasional di Eropa, juga pihak kesehatan kita, bersama Eijkman juga untuk melihat vaksin ini," tuturnya.

[Gambas:Video CNN]

Sementara, Kimia Farma akan difokuskan pada peningkatan kapasitas dan kualitas suplai obat-obatan di dalam negeri dan Indofarma akan berfokus pada pengembangan obat-obatan herbal.

"Kimia farma nanti lebih ke obat-obat chemical, biofarma dia akan fokus ke bioplasma, vaksin, dan lain-lain. Indofarma ini yang penting, dia harus berpihak pada industri herbal kita. Meski pun mereka fokus pada kesehatan, saya mau mereka lebih fokus lagi," terang Erick.




(hrf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER