Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Indonesia (BI) memprediksi tingkat inflasi pada Mei 2020 hanya 0,09 persen secara bulanan (mtm). Sementara, secara tahunan (yoy),
inflasi diprediksi berada pada kisaran 2,21 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, prakiraan tersebut merupakan bagian dari Survei Pemantauan Harga (SPH) BI hingga minggu keempat Mei 2020 di 46 kantor perwakilan BI di seluruh Indonesia.
Menurut Perry, inflasi ramadan hingga lebaran tahun ini tersebut terbilang sangat rendah, dibandingkan periode yang sama dalam lima tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan inflasi bulan ini juga lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, yakni 0,18 persen pada April, 2,96 persen pada Maret dan 2,98 pada Februari.
"Inflasi di bulan ramadan tahun ini sangat rendah kalau di tahun-tahun sebelumnya. Misalnya 2019 itu inflasinya di bulan ramadan sebelum Idulfitri itu 0,68 persen, di tahun 2018 itu 0,59 persen dan 2017 0,69 persen," ungkapnya dalam
video conference, Kamis (28/5).
Dengan hasil pemantauan itu, Perry juga memprakirakan inflasi pada tahun ini akan tetap terkendali dan sesuai target pada level 3 plus minus 1 persen.
Faktor utama yang menyebabkan rendahnya inflasi pada bulan ini adalah dampak covid-19 yang menurunkan permintaan masyarakat akan barang dan jasa.
"Kalau tahun-tahun sebelumnya kita di bulan ramadan berbuka puasa tidak hanya di rumah kadang juga di restoran," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]Rendahnya permintaan itu juga terlihat dari berbagai kegiatan ekonomi, termasuk juga pendapatan masyarakat selama masa pandemi.
Faktor lain, lanjut Perry, tentu juga berkaitan dengan rendahnya harga-harga komoditas global.
"Dan karenanya memang itu berpengaruh pada harga barang barang yang diimpor. Itu kenapa
imported inflation itu juga rendah," pungkasnya.
(hrf/sfr)