Isu Pembatasan Penarikan Uang Tak Lemahkan Saham Bukopin

CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2020 20:21 WIB
lustrasi Bank Bukopin. CNN Indonesia/Bisma Septalisma
Isu pembatasan penarikan simpanan tak mampu membendung penguatan saham Bank Bukopin. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma).
Jakarta, CNN Indonesia -- Saham PT Bank Bukopin Tbk terpantau menguat 2,42 persen pada penutupan perdagangan Kamis (11/9) di tengah kabar pembatasan penarikan uang atau simpanan bagi nasabah. Pada pembukaan perdagangan saham emiten berkode BBKP itu menguat dari Rp166 per saham ke posisi Rp171 per saham pada pukul 09.25 WIB.

Pergerakan harga saham Bukopin terus melesat ke titik tertingginya yakni Rp178 pada pukul 09.40 WIB. Setelahnya, saham bergerak fluktuatif dan ditutup pada posisi Rp172 per saham pada sesi perdagangan pertama.

Pada pembukaan sesi kedua, saham Bank Bukopin terkoreksi ke level terbawah Rp167 per saham. Namun, saham kembali fluktuatif hingga ditutup di posisi Rp169 per saham. Adapun dalam sepekan terakhir, saham BBKP tercatat telah mengalami penguatan sebesar 21,3 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamat pasar modal Satrio Utomo menilai penguatan saham Bukopin disebabkan mulai meredanya isu rush yang menerpa bank tersebut. Menurutnya, kondisi perekonomian serta kondisi industri jasa keuangan yang cukup stabil membuat investor masih menempatkan dananya pada emiten tersebut.

"Lagipula isu rush ini saya kira sudah cukup lama, ya. Kemunculannya itu seminggu yang lalu. Terlepas dari seperti apa kondisinya, sentimen pasar akan dipengaruhi bagaimana nantinya pemerintah meyakinkan masyarakat soal industri keuangan," tuturnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan industri perbankan dalam kondisi stabil dan terjaga. Pernyataan ini dikeluarkan seiring ramainya isu penarikan simpanan masyarakat di bank termasuk Bukopin.

Kondisi perbankan yang stabil itu, terang OJK, tercermin dari rasio keuangan hingga April yang berada dalam batas aman (threshold). Berdasarkan catatan OJK pada April, rasio permodalan (CAR) berada di angka 22,13 persen, kredit bermasalah (NPL) gross di angka 2,89 persen dan net 1,09 persen.

Sedangkan kecukupan likuiditas, yaitu rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK April 2020 terpantau pada level 117,8 persen dan di angka 25,14 persen. Angka-angka ini jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

"OJK mengharapkan masyarakat tetap tenang dan melakukan transaksi perbankan secara wajar. Jika membutuhkan informasi mengenai sektor jasa keuangan bisa menghubungi kontak OJK 157 atau melalui WA di nomor 081157157157," tulis OJK dalam keterangna resminya.

[Gambas:Video CNN]

(hrf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER