10 Emiten Indonesia Masuk Kategori Asean Asset Class

CNN Indonesia
Rabu, 10 Jun 2020 10:51 WIB
Logo IDX Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 16 September 2016. CNN Indonesia/Safir Makki
Sebanyak 10 emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) masuk dalam kategori Asean Asset Class 2019 karena memiliki tata kelola yang baik. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 10 perusahaan tercatat atau emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) masuk dalam kategori Asean Asset Class 2019. Kategori ini menyeleksi perusahaan dengan tata kelola yang baik, sehingga layak dilirik investor global.

Penilaian dilakukan oleh Asean Corporate Governance Scorecard (ACGS) kepada 100 perusahaan tercatat (Publicly Listed Companies/PLCs).

"Terdapat 10 perusahaan tercatat Indonesia yang masuk dalam daftar Asean Asset Class, dengan nilai 97,5 ke atas, atau meningkat sebesar 25 persen jika dibandingkan pada tahun 2017, yaitu 8 perusahaan," jelas Corporate Governance Expert (CG Expert) Angela Simatupang, dalam keterangan resmi, Rabu (10/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sepuluh perusahaan tersebut, enam di antaranya adalah emiten swasta dan empat lainnya BUMN. Mayoritas dari mereka bergerak di sektor keuangan.

Sepuluh perusahaan itu meliputi PT Bank CIMB Niaga Tbk dengan nilai paling tinggi 113,84, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk nilai 110,29, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk nilai 110,22.

Lebih lanjut, PT Antam Tbk nilai 109,04, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk nilai 107,33, PT Bank Central Asia Tbk nilai 101,93, dan PT Bank Permata Tbk nilai 100,16.

Kemudian, PT Jasa Marga (Persero) Tbk nilai 99,61, PT XL Axiata Tbk nilai 99,59, dan PT Maybank Indonesia Tbk nilai 98,36.

Angela mengatakan penilaian meliputi lima aspek, yakni hak pemegang saham, perlakuan yang adil terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi, dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi.

Menurutnya, hasil penilaian menunjukkan bahwa tata kelola yang baik sangat dipengaruhi oleh sikap dari manajemen puncak perusahaan ketimbang ukuran perusahaan itu sendiri. Penilaian dilakukan terhadap 600 perusahaan tercatat di Asean.

"Selain itu, peraturan yang lebih ketat juga berperan signifikan dalam penerapan praktik tata kelola yang baik, seperti ditunjukkan oleh pencapaian skor lebih tinggi oleh emiten perbankan," jelasnya.

Dalam penilaian tahun 2019, terdapat tiga emiten yang menunjukkan peningkatan pesat dalam penerapan tata kelola. Ketiganya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk naik 20,73 persen dengan skor 74,04, PT Vale Indonesia Tbk naik 20,68 persen dengan skor 83,36, dan PT Adaro Energy Tbk naik 19,06 persen dengan skor 65,03.

Secara umum, lanjut dia, terdapat tiga aspek perbaikan yang dilakukan oleh emiten di bursa. Pertama, ketepatan waktu publikasi laporan tahunan yang tidak melebihi 120 hari setelah tahun buku berakhir.

Kedua, pernyataan kepatuhan terhadap ketentuan tata kelola dalam laporan tahunan dan ketiga, pengungkapan terhadap pelaksanaan hasil review dan pemantauan implementasi strategi perusahaan oleh manajemen.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan penilaian ini diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja emiten di Indonesia. Dengan demikian, skalanya emiten di bursa bisa setara perusahaan di kancah internasional.

"Selain itu, penerapan tata kelola baik disertai pengungkapan informasi yang baik diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor lokal dan global untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER