Jakarta, CNN Indonesia -- Yogi Anmaris pernah tidak menjaga pola makan dengan benar. Dia baru merasakan akibatnya setelah harus menjalani operasi usus buntu. Untungnya, Yogi terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat segmen peserta Pekerja Penerima Upah (PPU).
"Bulan Oktober lalu, untuk pertama kalinya saya menjalani operasi usus buntu. Semua ini terjadi karena kebiasaan pola makan saya yang salah. Dari dulu, saya suka makan makanan yang pedas, di mana sebelumnya saya juga belum makan nasi ditambah lagi saya sering mengonsumsi kopi. Di situ lah saya merasa menjaga pola makan itu sesuatu yang penting, dan sama pentingnya kita memiliki jaminan kesehatan" ujar Yogi, Kamis (5/6).
Yogi mengisahkan, saat itu tiba-tiba perutnya merasakan sakit yang belum pernah ia alami. Ia menjalani kegiatan di kampus seperti biasa, namun sakit itu malah makin terasa hingga keesokan hari. Yogi jadi takut karena setelah minum soda, perutnya justru seperti terbakar.
"Awalnya saya kira karena cuma tidak bisa buang angin. Ternyata paginya saya masih merasakan sakit dan malah tambah sakit di bagian perut. Saya merasa ini sakit perut biasa, makanya saya beranikan diri untuk tetap kuliah. Sesampainya di kelas kerena perut saya masih sakit akhirnya saya coba untuk meminum minuman bersoda, dengan asumsi harapannya bisa keluar angin yang ada di dalam tubuh saya. Setelah bisa buang angin tapi kok lama-lama rasanya seperti terbakar di perut saya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan terpaksa, Yogi memeriksakan diri. Ditemani sang ayah, ia disambut baik oleh petugas rumah sakit. Sementara ayahnya mengurus keperluan administrasi, Yogi langsung diperiksa lebih lanjut ke Unit Gawat Darurat. Menurutnya, sekalipun dirawat berbekal kartu JKN-KIS, dirinya tak pernah menemukan pembedaan pelayanan dengan pasien umum.
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta itu mengaku merasa bersyukur, berkat kepesertaan di Program JKN-KIS dirinya bisa mendapatkan tindak medis tanpa mengeluarkan biaya sama sekali. Lebih lanjut, Yogi menganjurkan bagi masyarakat Indonesia yang belum mendaftar agar segera menjadi peserta Program JKN-KIS yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Ia mengingatkan bahwa memiliki jaminana kesehatan tak perlu menunggu jatuh sakit.
"Sebelum operasi pelayanan yang diberikan pun dan sangat cepat dalam mempersiapkan segalanya, perawatannya saya rasakan tidak ada masalah dan tidak mendiskriminasi," ujar Yogi, mengingat pengalaman tak menyenangkan itu.
Yogi menambahkan, "Butuh enggak butuh, setiap orang harus punya yang namanya jaminan kesehatan, karena sakit tidak ada yang tahu kapan dan waktunya. Menurut saya, jaminan kesehatan dari pemerintah ini merupakan jaminan kesehatan termurah dibandingkan jaminan kesehatan lainnya di luar sana."
(rea)