PLN Rugi Rp38,87 T pada Kuartal I 2020

CNN Indonesia
Senin, 15 Jun 2020 16:48 WIB
Unit PLTGU Muara Karang PT PJB yang terletak di daerah Pluit Jakarta Utara merupakan pembangkit listrik yang sangat vital dalam kelistrikan Wilayah DKI Jakarta, karena listrik yang dihasilkan untuk memasok listrik di wilayah VVIP seperti Istana Negara, Gedung MPR/DPR. Bandara Soekarno Hatta.  Unit Pembangkit Muara Karang memiliki 3 unit Entitas Pembangkit berbahan bakar gas dengan total kapasitas sebesar 1614 Mega Watt (MW). Produksi listrik yang dihasilkan setiap tahunnya rata-rata mencapai 8200 Giga Watt Hour (GWh) yang disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV dan Saluran Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV ke Sistem Interkoneksi Jawa Bali. Saat ini beban puncak di DKI Jakarta pada Siang hari mencapai 7.293 MW dan pada malam hari mencapai 6.468 MW dengan jumlah pelanggan listrik sebanyak 3.914.611 pelanggan. Jakarta, Rabu 10 Agustus 2016.CNN Indonesia/Andry Novelino
PLN rugi Rp38,87 triliun pada kuartal I 2020, berbanding terbalik dibanding periode sama 2019 yang masih bisa untung Rp4 triliun. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) mencatat kinerja buruk selama pada kuartal I 2020. Perusahaan membukukan rugi fantastis sebesar Rp38,87 triliun pada kurun waktu tersebut.

Kondisi ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pasalnya, saat itu perusahaan masih mampu mengantongi laba sebesar Rp4,14 triliun.

Mengutip laporan keuangan PLN melalui keterbukaan informasi, perusahaan setrum ini masih mampu mengantongi pendapatan sebesar Rp72,7 triliun. Pendapatan PLN naik sebesar 5,48 persen dibandingkan kuartal I 2018 yakni Rp68,91 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Raihan pendapatan itu mayoritas berasal dari penjualan tenaga listrik sebesar Rp70,24 triliun. Sumber lain berasal dari penyambungan pelanggan sebesar Rp1,83 triliun.


Meskipun pendapatan naik, namun beban usaha perseroan juga meningkat. Tercatat, beban usaha naik 7 persen dari Rp73,63 triliun menjadi Rp78,79 triliun.

Beban usaha paling besar disumbang oleh bahan bakar dan pelumas sebesar Rp30,72 triliun, turun dari sebelumnya Rp32,95 triliun. Disusul oleh pembelian tenaga listrik sebesar Rp25,83 triliun, naik dari sebelumnya Rp19,95 triliun.

Perusahaan pelat merah ini mendapatkan subsidi listrik dari pemerintah sebesar Rp12,89 triliun di kuartal I 2020. Besaran subsidi itu naik 11,90 persen dari sebelumnya Rp11,52 triliun.

Namun, subsidi pemerintah itu tak mampu mengimbangi rugi selisih kurs yang dialami perseroan. Tercatat, rugi selisih kurs melonjak hingga Rp51,97 triliun. Padahal, periode sebelumnya PLN masih mencatat laba keuntungan selisih kurs sebesar Rp4 triliun.

Selain itu, perseroan juga mengalami kenaikan liabilitas sebesar 22,11 persen, dari Rp568,97 triliun menjadi Rp694,79 triliun. Mayoritas liabilitas perseroan terdiri dari liabilitas jangka panjang sebesar Rp537 triliun. Sedangkan, liabilitas jangka pendek senilai Rp157,92 triliun.

Pada kuartal I 2020, aset perseroan naik 5,96 persen dari Rp1.500 triliun menjadi Rp1.589,48 triliun.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER