Kementerian Sosial (Kemensos) mencatat realisasi penyaluran bantuan sosial tunai (BST) hingga 16 Juni 2020 sebesar Rp3,96 triliun. Pemerintah sejauh ini baru memberikannya kepada 6,59 juta kepala keluarga (KK).
Menteri Sosial Juliari Batubara mengungkapkan pemerintah menargetkan menyalurkan bansos tunai kepada 9 juta KK. Artinya, realisasi penyaluran hingga pertengahan Juni 2020 baru sebesar 73,3 persen.
Untuk selanjutnya, pemerintah akan kembali menyalurkan bansos tunai pada pekan ketiga Juni 2020 atau jelang anak masuk sekolah. Juliari berharap target 9 juta penerima bisa terpenuhi pada tahapan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data yang masuk ke Kementerian Sosial ada 8,36 juta KK, masih kurang 640 ribu keluarga lagi yang kami minta ke daerah," jelas Juliari
Ia bilang penyaluran bansos tunai terkendala dengan beberapa hal, seperti masih ada daerah yang belum memenuhi kuota, ada daerah yang meminta penundaan penyaluran bansos, distribusi yang sulit karena berada di daerah terpencil, jumlah loket pembayaran terbatas, dan keterbatasan antrean karena protokol kesehatan pandemi virus corona.
"Kami sudah minta ke penyalur PT Pos Indonesia (Persero) untuk membuka jam operasional sampai jam 10 malam dan kami minta untuk membuka loket pembayaran di luar kantor pos, seperti kantor kelurahan atau balai desa," ungkap Juliari.
Pemerintah juga melakukan beberapa upaya untuk mengatasi kendala yang terjadi di lapangan. Upaya yang dimaksud, yakni menambahkan pihaknya juga akan mengalihkan sisa kuota penyaluran kepada daerah yang siap dan asistensi khusus kepada daerah untuk percepatan penyaluran.
"Khusus untuk daerah terpencil penyaluran langsung sekaligus, kalau normalnya tiga tahap ini sekaligus jadi Rp600 ribu kali 3, yaitu Rp1,8 juta diberikan sekaligus," pungkas Juliari.
Sebagai informasi, pemerintah menyalurkan bansos tunai sebesar Rp600 ribu untuk masing-masing keluarga yang terdampak pandemi virus corona. Bansos itu diberikan selama tiga bulan dari April-Juni 2020.