Mayoritas pusat perbelanjaan atau mal di DKI Jakarta memutuskan menutup sementara kegiatan operasional untuk menekan penyebaran virus corona. Namun, pengelola masih membuka gerai kebutuhan sehari-hari dan farmasi.
Keputusan ini tak luput dari turunnya pengunjung akibat imbauan jaga jarak fisik (physical distancing) untuk mencegah penularan virus corona. Dampak penutupan sementara ini, banyak pekerja terpaksa dirumahkan hingga mengalami PHK.
Yuswohady mengatakan sebetulnya mal telah beralih fungsi sebagai leisure dan tujuan kuliner bukan lagi tempat belanja sejak sebelum pandemi. Dengan pandemi, lanjutnya, maka kondisinya memburuk. Bahkan, survei Nielsen mengungkapkan 50 persen masyarakat telah mengurangi kunjungan ke pusat perbelanjaan akibat Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, mulai 15 Juni lalu 80 mal di DKI Jakarta kembali beroperasi. Sejumlah aturan pun diterapkan bagi pengunjung maupun pekerja. Misalnya, pengunjung maksimal dibatasi 50 persen dari kapasitas, wajib menggunakan masker dan suhu tubuh pengunjung di bawah 37,5 derajat celcius, pembatasan kapasitas lift dan eskalator, serta aturan lainnya.
"Ini penting untuk meyakinkan masyarakat bahwa kunjungan mereka ke pusat belanja akan disertai dengan pengawasan dan perhatian besar dari pengelola pusat belanja dalam hal ini menyangkut masalah keamanan dan kenyamanan," ujar Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta Ellen Hidayat.
Berkurangnya mobilitas masyarakat juga memukul sektor transportasi, baik darat, laut, maupun udara. Pengusaha transportasi terpaksa menghentikan sementara operasional armada mereka guna mengurangi jumlah kerugian.
Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono mengaku omzet pengusaha bus perkotaan melorot 75 persen hingga tidak mengantongi omzet sama sekali. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Jabodetabek. Ia menyebut angkutan di daerah pun hanya tersisa 17 persen hingga 20 persen yang beroperasi.
"Untuk angkutan penumpang sudah turun drastis sekali. Kami merasakan penurunan 75 persen sampai 100 persen," katanya belum lama ini.
Kondisi serupa juga dialami maskapai penerbangan. Bahkan, Lion Air Group dan AirAsia sempat menghentikan layanan penerbangan penumpang lantaran sepi. Namun, sejalan dengan pelonggaran PSBB, maskapai telah kembali membuka layanan penerbangan mereka.
Untuk bisa terbang, penumpang wajib memenuhi sejumlah syarat. Salah satunya, penumpang domestik wajib menyertakan dokumen hasil rapid tes dengan hasil non reaktif yang berlaku 3 hari, atau surat keterangan uji tes PCR dengan hasil negatif yang berlaku 7 hari pada saat keberangkatan.
Jika daerah asal calon penumpang tidak memiliki fasilitas rapid test atau PCR, maka bisa mencantumkan atau surat keterangan bebas gejala, seperti influenza (influenza-like illness) yang dikeluarkan oleh dokter rumah sakit, atau puskesmas.
Ibarat dua sisi koin, pandemi ternyata memberikan berkah kepada sejumlah sektor. Yuswohady mengatakan sektor yang naik daun itu berkaitan dengan aktivitas masyarakat di rumah karena kebijakan physical distancing serta work and school from home. Kebiasaan tersebut, melahirkan gaya hidup di rumah saja atau stay at home.
"Stay at home economy lahir, awalnya kita tidak mungkin lagi keluar rumah, semua orang harus di rumah. Social distancing ini akan melahirkan new normal," ujarnya belum lama ini.