Yang Hancur Lebur dan Menjulang Dihantam Corona Jakarta

Ulfa Arieza | CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2020 14:52 WIB
Pengguna Tokopedia bertransaksi melalui gawai di Jakarta, Senin (4/5/2020). Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama BSSN dan Tokopedia akan melakukan evaluasi, penyelidikan, dan mitigasi teknis terhadap upaya peretasan data pengguna sebanyak 91 juta akun dan 7 juta akun merchant, serta akan terus memastikan ekonomi digital khususnya e-commerce tetap berjalan dengan baik dan lancar tanpa diganggu peretas data. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/pras.
Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis yang mulai naik daun itu antara lain, perdagangan elektronik atau e-commerce, logistik dan pengiriman, jasa layanan antar makanan, dan layanan streaming.

E-Commerce

Belanja daring atau e-commerce menjadi alternatif saat masyarakat tak bisa keluar rumah untuk belanja. Yuswohady mengatakan berdasarkan survei Nielsen pada Maret lalu, sebanyak 30 persen konsumen Indonesia lebih sering berbelanja online setelah pemberlakuan physical distancing.

Menurutnya, angka ini cukup menakjubkan karena perubahan perilaku konsumen terjadi hanya dalam rentang waktu kurang dari satu bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang kita mungkin masih berbelanja ke luar, tapi dengan PSBB makin ketat, maka semua akan beralih ke online," kata dia.

Ia meyakini belanja online tidak hanya untuk produk fesyen seperti yang terjadi selama ini, tapi mulai mengarah ke sayuran dan kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Apalagi, platform e-commerce menyediakan pilihan produk yang sangat beragam bagi konsumen.

Layanan e-commerce juga ikut mendorong bisnis UMKM di tengah pandemi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengungkapkan transaksi penjualan online produk UMKM meningkat hingga 350 persen di tengah pandemi virus corona atau covid-19. Peningkatan utamanya untuk bahan pokok dan makanan instan.

"Produk makanan dan minuman herbal atau instan naik 200 persen, produk bahan pokok naik sampai 350 persen," ujar Teten belum lama ini.

Logistik

Meningkatnya permintaan belanja online mendongkrak bisnis logistik. Data Nielsen menyebutkan 40 persen-50 persen masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah mulai dari mengunjungi mal, berbelanja, dan makan di luar. Sebagai gantinya, mereka memanfaatkan jasa pengantaran logistik untuk memenuhi kebutuhan.

"Ketika e-commerce marak, maka bisnis logistik dan pengantaran menjadi ikutan booming," kata Yuswohady.

Layanan Antar Makanan

Pandemi Covid-19 membuat sektor food & beverage memaksimalkan fitur layanan pesan antar makanan. Dengan demikian, masyarakat masih bisa membeli makanan dan minuman tanpa harus datang langsung ke gerai.

Data Nielsen mengungkapkan 22 persen konsumen lebih sering untuk memesan makanan melalui layanan pesan antar dan 19 persen lebih sering untuk melakukan pembelian take-away (di bawa pulang). Meskipun, Pemprov DKI Jakarta mulai memperbolehkan restoran melayani makan di tempat (dine in), namun layanan pesan antar ini diprediksi terus meningkat selama pandemi masih ada.

"Dengan pemberlakuan PSBB, maka intensi konsumen untuk memesan makanan via online akan terus merangkak naik," kata Yuswohady.

Berkurangnya aktivitas di luar meningkatkan penggunaan layanan streaming masyarakat. Sebab, masyarakat masih harus bekerja dan membutuhkan hiburan dari rumah.

Berdasarkan data JustWatch yang diterima CNNIndonesia.com, sebagian besar layanan streaming legal di Indonesia mengalami lonjakan sejak pertengahan Maret hingga Mei sejalan dengan masa PSBB. Netflix, misalnya, melonjak hingga 298 persen. Kemudian, Catchplay 358 persen, Viu 421 persen, dan iflix 518 persen.

Indonesia, bukan satu-satunya negara yang mengalami lonjakan akses layanan streaming karena pandemi. Menurut riset Media Partners Asia (MPA), layanan streaming video di Indonesia naik hingga 60 persen dalam empat bulan terakhir. Selain Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura juga mengalami hal serupa.

"Dengan gangguan dan langkah-langkah lockdown yang diberlakukan selama pandemi Covid-19, total konsumsi mingguan streaming video online mencapai 58 miliar menit pada 11 April 2020 dibandingkan 36,4 miliar pada 20 Januari," tulis laporan tersebut.



(age)

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER