Sri Mulyani Revisi Asumsi Imbal Hasil SBN 10 Tahun pada 2021

CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2020 12:02 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartanto,  memberikan keterangan kepada media terkait Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020. CNNIndonesia/Safir Makki
Sri Mulyani merevisi asumsi imbal hasil SBN 10 Tahun Jadi 6,29-8,29 persen pada RAPBN 2021 karena tekanan ekonomi menurun. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi asumsi imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang digunakan sebagai pengganti asumsi Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (KEM PPKF RAPBN) 2021.

Semula, pemerintah menetapkan asumsi SBN tenor 10 tahun sebesar 6,67 persen hingga 9,56 persen dalam KEM PPKF RAPBN 2021. Namun kini pemerintah menggantinya menjadi 6,29 persen sampai 8,29 persen pada asumsi tahun depan.

Ani, sapaan akrabnya, menyatakan perubahan ini didasari pada perkembangan ekonomi global dan nasional dalam beberapa waktu terakhir. Menurut Ani, tekanan ekonomi mulai menurun, sehingga perlu ada penyesuaian target yang lebih sesuai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Asumsi sebelumnya kami susun pada situasi pasar di Maret-April 2020 yang masih tinggi volatilitasnya. Sementara saat ini, yield SBN 10 tahun sudah turun mendekati 7 persen, sehingga kami mengusulkan asumsinya diturunkan menjadi 6,29 persen sampai 8,29 persen," ungkap Ani dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (22/6).

Bendahara negara turut menyampaikan bahwa penerbitan SBN bertenor 10 tahun ke depan akan dilakukan secara reguler sebagai seri benchmark. Porsinya sekitar 20 persen sampai 30 persen dari penerbitan keseluruhan surat utang dengan outstanding domestik diperkirakan berada di kisaran 4,99 persen.

Selain mengusulkan penggunaan SBN bertenor 10 tahun sebagai acuan SPN, Ani juga mengusulkan asumsi SPN menggunakan SBN bertenor 5 tahun. Tingkat imbal hasil diperkirakan berada di kisaran 5,88 persen sampai 7,88 persen.

Rencananya, penerbitan SBN bertenor 5 tahun akan dilakukan dengan porsi sebesar 20 persen sampai 30 persen dari total penerbitan. Dengan outstanding domestik diperkirakan berada di kisaran 5,94 persen.

[Gambas:Video CNN]

"Ini lebih mencerminkan risiko pasar jangka pendek," imbuhnya.

Sementara indikator asumsi makroekonomi yang sudah disampaikan di KEM PPKF RAPBN 2021 tetap, yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen sampai 5,5 persen. Lalu, inflasi ditargetkan berada di kisaran 2,0 persen sampai 4,0 persen.

Kemudian, nilai tukar rupiah di kisaran Rp14.900 sampai Rp15.300 per dolar AS. Selanjutnya, asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Oil Prices/ICP) diproyeksi berada di kisaran US$40 sampai US$50 per barel.

Lifting minyak bumi ditargetkan sekitar 677 ribu sampai 737 ribu bph dan gas bumi sekitar 1,08 juta sampai 1,17 juta barel setara minyak per hari.

(uli/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER