Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat total produksi batu bara sepanjang Januari-Mei 2020 sebanyak 228 juta ton. Realisasi itu turun 10 persen dari periode yang sama pada 2019 lalu, yakni 250,3 juta ton.
"Realisasi produksi batu bara sampai dengan Mei 2020 turun 10 persen disebabkan dampak pandemi virus corona," ungkap Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Sujatmiko dalam video conference, Selasa (30/6).
Ia menjelaskan target produksi batu bara tahun ini mencapai 550 juta ton. Artinya, realisasi produksi per Mei 2020 baru menyentuh 42 dari target yang ditetapkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Besok, Iuran BPJS Kesehatan Naik Lagi |
"Produksi kami rencanakan 550 juta ton. Untuk Mei 2020 sudah 42 persen jadi rasa-rasanya target 550 juta ton bisa tercapai," ucap Sujatmiko.
Sementara, realisasi penggunaan batu bara untuk kepentingan domestik (domestic market obligation/DMO) tercatat sebanyak 43,5 juta ton. Angkanya baru 28 persen dari target yang sebanyak 155 juta ton.
"Realisasi penggunaan batu bara untuk kepentingan dalam negeri di bawah target, ini terutama disebabkan turunnya permintaan batu bara oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai dampak pandemi virus corona," jelas Sujatmiko.
Ia menyatakan kebutuhan batu bara untuk kepentingan domestik paling banyak diserap oleh PLN dengan target sebanyak 109 juta ton. Kemudian, industri pengolahan dan pemurnian sebanyak 16,52 juta ton, pupuk 1,73 juta ton, semen 14,54 juta ton, tekstil 6,54 juta ton, dan kertas 6,64 juta ton.
Namun, Sujatmiko memproyeksi capaian DMO hingga Desember 2020 hanya sebanyak 141 juta ton atau 91 persen dari target yang ditetapkan. Proyeksi ini dipengaruhi oleh turunnya permintaan batu bara di tengah pandemi virus corona.