Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra mengungkapkan pendapatan perseroan turun hingga 90 persen akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, perseroan kehilangan momentum puncak ramai penumpang (peak season) pada Lebaran tahun ini akibat Covid-19.
Kehilangan tersebut terjadi akibat larangan mudik yang diberlakukan pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran virus corona.
"Jadi persoalan di Garuda hari ini adalah revenue (pendapatan) turun sampai 90 persen, jadi tinggal 10 persen," ujarnya, Rabu (8/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Lebaran, ia mengatakan Garuda pada tahun ini juga mendapatkan pukulan telah dari larangan ibadah umroh dan pembatalan ibadah haji. Perseroan juga tidak bisa meraih momentum libur anak-anak sekolah yang biasanya berlangsung di Juni-Juli.
Selain itu, kata dia, perseroan juga terpaksa memarkirkan (grounded) 70 persen pesawatnya. Bahkan, ia menuturkan perseroan terpaksa berebut dengan maskapai lainnya untuk memarkirkan pesawat di Bandara Soekarno Hatta.
"Sampai akhirnya kami harus memindahkan beberapa pesawat ke tempat lain. Dan kebetulan ada satu bandara yang tidak terlalu ramai yaitu Kertajati," katanya.
Untuk diketahui, perseroan membatasi kapasitas penumpang pesawat untuk setiap penerbangan sebanyak 70 persen dari total muatan. Ini sesuai dengan aturan Surat Edaran (SE) Nomor 13 Tahun 2020 tentang Operasional Transportasi Udara dalam Masa Kegiatan Masyarakat Produktif dan Aman dari Covid-19. Kapasitas tersebut sudah dilonggarkan dari sebelumnya hanya 50 persen dari kapasitas.