Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan kinerja dunia usaha baru akan pulih sekitar 40 persen sampai 60 persen pada akhir 2020. Pemulihan terjadi pasca dihantam pandemi virus corona.
"Ekonomi Indonesia sampai akhir tahun ini, yang berbisnis pemulihannya mungkin 40 persen-60 persen," ungkap Erick dalam video conference, Kamis (9/7).
Pemulihan dunia usaha akan berlanjut pada 2021 mendatang. Setidaknya, kata Erick, industri bisa pulih hingga lebih dari 75 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti pada 2022 baru bisa 100 persen seperti 2019," imbuh Erick.
Hanya saja, ini semua akan kembali pada jenis bisnis yang ditekuni oleh masing-masing perusahaan. Pasalnya, perusahaan kini harus beradaptasi dengan kebiasaan kenormalan baru (new normal) di tengah pandemi virus corona.
"Karena dengan normal baru ini juga banyak dunia usaha pasti berubah pola bisnisnya, harus bisa beradaptasi," terang Erick.
Erick sebelumnya menyatakan sudah mengantisipasi anjloknya laba bersih perusahaan pelat merah hingga 2021. Masalahnya, 90 persen sektor usaha BUMN terkena dampak dari wabah virus corona.
"Ini realita covid-19, banyak kinerja BUMN yang tergerus," imbuh Erick.
Sebelum ada corona, Erick memproyeksi laba BUMN bisa meningkat 10 persen per tahunnya. Hanya saja, target itu seketika kandas setelah mayoritas BUMN terdampak oleh virus corona.
Menurut Erick, beberapa sektor yang bisa bertahan di tengah pandemi virus corona hanya sawit, kesehatan, dan telekomunikasi. Sementara, sisanya mengalami tekanan hebat.
Untuk itu, ia memproyeksi BUMN butuh waktu dua tahun untuk memperbaiki kondisi keuangan yang terkena dampak pandemi virus corona. Artinya, BUMN akan pulih seutuhnya pada 2022 mendatang.
"Pemulihan yang kami lakukan di BUMN butuh waktu dua tahun untuk mulai kembali di titik normal," pungkas Erick.