Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.755 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (21/7). Mata uang Garuda menguat 30 poin atau 0,2 persen dibanding Rp14.785 pada hari sebelumnya.
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia. Won Korea Selatan menguat 0,47 persen, peso Filipina 0,2 persen, baht Thailand 0,11 persen, ringgit Malaysia 0,08 persen, yen Jepang 0,08 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen.
Sementara, dolar Singapura stagnan. Sedang, yuan China melemah 0,04 persen dari mata uang Negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, mata uang utama negara maju kompak berlabuh ke zona hijau. Dolar Kanada menguat 0,13 persen, dolar Australia 0,11 persen, poundsterling Inggris 0,1 persen, euro Eropa 0,09 persen, franc Swiss 0,04 persen, dan rubel Rusia 0,02 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah kemungkinan akan menguat pada akhir perdagangan hari ini.
Optimisme itu berangkat dari sentimen positif kemajuan penelitian vaksin virus corona atau covid-19.
Penelitian vaksin ini merupakan kerja sama antara perusahaan biofarmasi Eropa Astrazeneca dan Universitas Oxford Inggris. Kabarnya, vaksin ini mampu memproduksi imunitas dan aman dalam masa pengujiannya.
Lebih lanjut, kemajuan penelitian vaksin covid-19 mengurangi kekhawatiran pelaku pasar akan penyebaran virus yang sempat meningkat tinggi dalam beberapa waktu terakhir. Ini memberi titik terang bagi pemulihan ekonomi global.
"Pagi ini, mata uang regional terlihat menguat terhadap dolar AS, indeks saham Asia juga terlihat positif," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Di dalam negeri, pemerintah juga mengumumkan bahwa vaksin corona dari China sudah masuk ke Indonesia. Vaksin buatan Sinovac itu sedang diuji klinis tahap ketiga oleh PT Bio Farma (Persero).
Ariston memperkirakan kurs rupiah akan berada di kisaran Rp14.600 sampai Rp14.850 per dolar AS pada hari ini.