BI: Kondisi Perbankan Lebih Baik Dibandingkan Krisis 98

CNN Indonesia
Jumat, 17 Jul 2020 18:11 WIB
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti usai dilantik oleh Ketua Mahkamah Agung, Muhammad Hatta Ali di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019. CNN Indonesia/Bisma Septalisma
Bank Indonesia memastikan bahwa kondisi perbankan saat ini jauh lebih baik dibandingkan saat krisis 1998 dan 2008, salah satunya dari rasio kecukupan modal. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma).
Jakarta, CNN Indonesia --

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti memastikan bahwa kondisi perbankan saat ini jauh lebih baik dibandingkan saat krisis 1998 dan 2008. Hal tersebut ia sampaikan menanggapi kekhawatiran masyarakat terhadap tekanan yang dihadapi industri perbankan.

Salah satu indikatornya adalah rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang masih tinggi, serta alat likuid dibagi dengan dana pihak ketiga (DPK) yang rasionya yang jauh di atas level minimum.

"Kondisi perbankan saat ini jauh lebih baik dibandingkan waktu krisis 1998 ataupun 2008. Bahkan kalau kami lihat CAR perbankan itu terus meningkat, alat likuid dibagi dengan DPK itu masih dalam rasio yang jauh di atas dari minimum levelnya," kata Destry dalam diskusi virtual, Jumat (17/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan catatan BI rasio kecukupan modal perbankan pada Mei 2020 sendiri masih di level 22,14 persen, sementara rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap rendah yakni 3,00 persen (bruto) dan 1,17 persen (neto).

Kemudian, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank juga tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit yakni sebesar 8,89 persen (yoy).

Destry pun mengungkap bank sentral telah memangkas suku bunga acuan atau BI 7 Day Reverse Repo Rate hingga 175 basis poin dan menerapkan rezim suku bunga rendah. Langkah ini konsisten dengan upaya BI membantu bank sentral dalam memulihkan perekonomian yang tertekan pandemi covid-19.

Namun, harus diakui bahwa transmisi penurunan bunga kredit di perbankan masih lambat. Meski BI sudah menurunkan suku bunga acuan 175 basis poin, suku bunga kredit perbankan baru turun sekitar 74 basis poin.

Di sisi lain, rendahnya penyaluran kredit juga disebabkan tingginya kewaspadaan perbankan untuk menjaring debitur baru di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi covid-19.

"Oleh karena itu makanya program penjaminan jadi sangat penting. Dan ini nampaknya sekarang sudah jadi fokus pemerintah untuk mendorong perbankan menyalurkan kredit untuk pemulihan ekonomi nasional," pungkas Destry.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER