PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II membahas tiga strategi sektor penerbangan global dalam menghadapi pandemi covid-19 bersama pelaku industri bandara di Eropa, Asia Selatan dan Timur Tengah.
Strategi tersebut yakni meningkatkan kerjasama antara para stakeholder atau pemangku kepentingan industri penerbangan, digitalisasi serta pengembangan bisnis non-aeronautika.
Melalui ketiga strategi tersebut, pelaku global sektor bandar udara optimistis dapat menghadapi tantangan covid-19 dan melakukan sejumlah rencana pemulihan bisnis dan lalu lintas penerbangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan peningkatan kerja sama pun diperlukan tak hanya pada maskapai dan regulator, melainkan juga beberapa organisasi global seperti International Civil Aviation Organization (ICAO), International Air Transport Association (IATA) dan Airport Council International (ACI).
AP II sendiri memfokuskan kerjasama pada pengembangan protokol kesehatan dengan lima kunci utama, di antaranya physical distancing, pemeriksaan kesehatan (health screening), layanan tanpa sentuhan (touchless processing), kebersihan dan disinfeksi fasilitas, serta perlindungan terhadap setiap orang.
Di samping itu, peningkatan kerjasama juga tengah dilakukan dengan maskapai untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan slot time penerbangan serta mengaktifkan kembali rute-rute domestik.
"Kerja sama para stakeholder harus dilakukan lebih erat. Di dalam perspektif pelayanan bandara, kami bersama stakeholder mengembangkan protokol dengan 5 kunci utama," ujar Awaluddin dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis (23/7).
Sementara dalam hal digitalisasi, telah dilakukan AP II salah satunya dengan aplikasi Travelation yang mendukung aplikasi Indonesia Airports guna meningkatkan pengalaman penumpang.
"Travelation digunakan untuk melakukan pengecekan secara digital terhadap dokumen-dokumen yang harus dipenuhi setiap orang yang ingin melakukan perjalanan dengan pesawat di tengah pandemi," imbuhnya.
Terakhir, mengoptimalkan pendapatan non-aeronautika dengan memaksimalkan dan mengoptimalkan aset yang ada di luar bandara maupun di dalam bandara seperti sewa ruang, sewa tanah, perhotelan, konsesi (duty free, makanan, dan minuman), reklame, parkir, lounge, kegiatan promosi, dan lain-lain. Dalam hal ini, salah satu yang dilakukan AP II adalah pengembangan konsep aerotropolis.