Nasib Negara-negara ASEAN Usai Resesi Singapura dan Korsel

CNN Indonesia
Kamis, 23 Jul 2020 16:46 WIB
Resesi mengintai sejumlah negara di kawasan ASEAN setelah Korea Selatan dan Singapura lebih dulu mengumumkan penurunan ekonomi pada kuartal II 2020.
Resesi mengintai sejumlah negara di kawasan ASEAN setelah Korea Selatan dan Singapura lebih dulu mengumumkan penurunan ekonomi pada kuartal II 2020.. Ilustrasi. (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Korea Selatan (Korsel) resmi mengalami resesi setelah data ekonomi kuartal II 2020 mencatatkan minus 3,3 persen. Ekonomi Negeri Ginseng itu sebelumnya sudah minus 1,3 persen pada kuartal I 2020.

Dalam ilmu ekonomi, negara sudah masuk ke jurang resesi apabila ekonominya terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut.

Korsel bukan negara pertama yang mengalami resesi akibat pandemi virus corona. Sebelumnya ada Singapura yang baru saja masuk ke jurang resesi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi Singapura tercatat minus 0,7 persen. Lalu, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Negeri Singa anjlok 41,2 persen pada kuartal II 2020.

Apa yang terjadi pada Korea Selatan dan Singapura berpotensi menular ke negara lainnya di Asia, khususnya negara yang menjadi peserta Association of South East Asian Nations (ASEAN).

Selain Singapura, negara yang menjadi peserta di organisasi antar bangsa di kawasan Asia Tenggara ini, antara lain Indonesia, Kamboja, Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Mengutip riset Morgan Stanley bertajuk Asia Economic Mid Year Outlook, beberapa negara ASEAN berpotensi masuk ke jurang resesi pada kuartal II 2020 dan kuartal III 2020.

Indonesia salah satunya. Morgan Stanley memproyeksi negara ini minus 5 persen pada kuartal II 2020 dan minus 1,5 persen pada kuartal III 202. Ini artinya, Indonesia bisa saja mengalami resesi pada kuartal III 2020.

Selain itu, ekonomi Malaysia diperkirakan terkontraksi hingga 13 persen pada kuartal II 2020. Ekonomi Negeri Jiran itu berpotensi kembali terkontraksi pada kuartal III 2020 sebesar 6 persen.

Sementara, Filipina sendiri telah menorehkan catatan merah pada kuartal I 2020. Ekonomi negara tersebut minus 0,2 persen pada periode Januari-Maret 2020.

Morgan Stanley memprediksi ekonomi Filipina kembali minus hingga 14 persen pada kuartal II 2020. Jika proyeksi ini tepat, maka Filipina resmi masuk ke jurang resesi pada kuartal II 2020.

Hal yang sama juga terjadi pada Thailand. Ekonomi negara tersebut tercatat minus 1,8 persen pada kuartal I 2020.

Kemudian, Morgan Stanley memprediksi ekonomi Thailand semakin terjungkal pada kuartal II 2020. Tak tanggung-tanggung, ekonomi negara tersebut diproyeksi minus 10 persen pada periode April-Juni 2020.

Riset lainnya dari World Economic Outlook (WEO), ekonomi Indonesia diramalkan terkontraksi 3,1 persen pada kuartal II 2020. Kemudian, ekonomi mulai membaik pada kuartal III 2020 meski masih diramalkan minus sebesar 0,3 persen.

Begitu juga dengan Malaysia. Negeri Jiran itu diprediksi menorehkan pertumbuhan minus sebesar 8 persen pada kuartal II 2020 dan minus 3,8 persen pada kuartal III 2020.

[Gambas:Video CNN]

Bukan hanya riset dari lembaga internasional. Pemerintah Indonesia juga pesimistis dengan ekonomi domestik, khususnya pada kuartal II 2020.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi ekonomi Indonesia bisa minus hingga 4,3 persen sampai 5 persen pada kuartal II 2020. Namun, ia berharap ekonomi akan membaik pada kuartal III 2020.

Kemudian, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran minus 4 persen sampai minus 4,8 persen pada kuartal II 2020 karena virus corona. Hal ini seiring dengan peningkatan kasus virus corona yang masih tinggi di Indonesia.

 

(aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER