Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tidak ada satu negara pun yang aman dari ancaman resesi akibat Covid-19. Pernyataan ini menanggapi resesi ekonomi yang dialami oleh Korea Selatan (Korsel).
"Tidak ada negara manapun yang aman dari resesi, rata-rata negara, yang disebut resesi itu technically (secara teknikal) dua kali negatif pertumbuhan ekonominya," ujarnya, Kamis (23/7).
Untuk diketahui, Korsel masuk ke jurang resesi pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir. Tercatat, Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel minus 1,3 persen pada kuartal I 2020, lalu kembali terjun 3,3 persen pada kuartal II.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia, lanjutnya, juga terancam mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020. Namun, ia menilai jatuhnya ekonomi Indonesia tidak terlalu dalam dibandingkan negara lain.
Menurutnya, terdapat dua faktor yang menyangga Indonesia agar tidak jatuh ke jurang resesi, yakni belanja pemerintah dan stimulus ekonomi melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Seperti diketahui, pemerintah mengalokasikan dana untuk penanganan virus corona di dalam negeri sebesar Rp695,2 triliun.
"Pemerintah mendorong agar untuk stimulus pemerintah dilakukan dalam bentuk bansos tunai atau cash, sehingga dengan demikian diharapkan bisa ungkit daya beli masyarakat," tuturnya.
Di lain pihak, ia meminta masyarakat mulai melakukan belanja (spending). Dengan demikian, perekonomian bisa terdongkrak naik lantaran konsumsi rumah tangga menyumbang porsi mayoritas dalam PDB.
"Kalau kami lihat sebagian masyarakat kita dananya di bank naik, jadi lebih banyak orang yang menabung sehingga dana ini tidak turun ke sektor konsumsi," ucapnya.
Untuk informasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi minus 3,5 persen sampai minus 5,1 persen dengan titik tengah minus 4,3 persen di kuartal II 2020.
Sedangkan, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tanah Air akan berada di kisaran minus 4 persen sampai minus 4,8 persen pada kuartal II 2020 karena virus corona.