Pandemi covid-19 membuat sejumlah sektor terpuruk akibat terbatasnya aktivitas ekonomi masyarakat. Namun, sebanyak empat sektor justru tumbuh positif di tengah adaptasi kebiasaan baru atau new normal.
Kepala Ekonom PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) I Kadek Dian Sutrisna Artha mengungkapkan empat sektor tersebut meliputi jasa keuangan, kesehatan, informasi dan komunikasi, serta pendidikan.
"New normal ini mempengaruhi pola kehidupan masyarakat dan struktur ekonomi ke depan," ujarnya, Senin (27/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sektor jasa keuangan tercatat tumbuh 10,6 persen pada kuartal I 2020. Angka ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7,2 persen.
Lalu, sektor kesehatan naik 10,3 persen, dibandingkan tahun lalu yakni 8,6 persen. Sedangkan informasi dan komunikasi mampu tumbuh 9,8 persen, dibandingkan sebelumnya 9 persen. Sektor pendidikan juga mampu tumbuh positif 5,8 persen dari sebelumnya 5,6 persen.
Menurutnya, dengan mengetahui perkembangan setiap sektor dapat bermanfaat bagi pemerintah untuk membuat kebijakan guna mendorong ekonomi ke depannya.
"Itu sektor di era new normal yang potensial untuk dikembangkan. Ini informasi penting bagi dunia usaha dalam rangka pemulihan ekonomi nasional," ucapnya.
Sementara itu, sektor-sektor lainnya tercatat melambat secara tahunan. Sebut saja, sektor transportasi dan pergudangan, pengadaan air dan pengelolaan sampah, akomodasi, makanan dan minuman, perdagangan, serta administrasi pemerintah.
Secara umum, ia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi di rentang minus 1,13 persen hingga minus 0,82 persen.
"Kami di PT SMI memproyeksikan dengan skenario pesimis pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 1,13 persen dan skenario optimis sebesar minus 0,82 persen," katanya.
Prediksi ini lebih rendah dibandingkan proyeksi Kementerian Keuangan yaitu di rentang minus 0,4 persen sampai dengan satu persen. Sedangkan tahun depan, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di posisi 4,6 persen hingga 5,1 persen.
Meski kontraksi, ia menilai dampak negatif pandemi covid-19 lebih besar dirasakan oleh negara-negara maju, contohnya Singapura. Bahkan negeri singa itu telah mengalami resesi ekonomi setelah mengalami kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut. Menurunnya, ekonomi Indonesia masih memiliki daya tahan lebih besar dibandingkan negara-negara lain.
"Mengapa? Karena Indonesia yang dominan perekonomiannya itu sekitar 50 persen dikontribusikan oleh konsumsi domestik," tuturnya.