Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memprediksi pertumbuhan kredit bank nasional hanya 4 persen hingga 5 persen sepanjang 2020. Angkanya turun dari realisasi pertumbuhan kredit pada 2018 yang mencapai 6,08 persen.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyatakan pertumbuhan kredit loyo akibat pandemi virus corona. Maklum, wabah itu hampir melumpuhkan perekonomian global dan domestik.
"Pasca pandemi virus corona pertumbuhan kredit moderat ya, karena kalau kondisi normal itu pertumbuhan kredit 8 persen-10 persen. Kalau sekarang, 4 persen-5 persen sudah bagus," ungkap pria yang akrab disapa Tiko dalam video conference, Rabu malam (29/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, pemerintah sedang berusaha menggenjot agar permintaan kredit bisa kembali menggeliat di tengah penularan virus corona yang masih meningkat. Salah satu caranya adalah dengan memberikan subsidi bunga kepada nasabah.
"Dengan adanya bantuan dari pemerintah, harapannya penyaluran kredit bisa lebih agresif lagi khususnya untuk yang Rp10 miliar dan Rp1 triliun," ucap Tiko.
Perlambatan pertumbuhan kredit pun diakui PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Direktur Utama Sunarso menyatakan perusahaan merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini dari 10 persen-11 persen menjadi hanya 4 persen-5 persen.
"Kami melihat untuk mencapai 4 persen-5 persen masih memungkinkan," terang Sunarso.
Sementara, ia menilai penyaluran kredit pada 2021 juga masih menantang karena masih dihantui dampak dari pandemi virus corona. Alhasil, pertumbuhan kredit berpotensi sama dengan tahun ini.
"Menurut saya (2021) masih menantang. Kami lihat pertumbuhan (kredit) tidak jauh berbeda," kata Sunarso.
Proyeksi pertumbuhan kredit dari Kementerian BUMN dan BRI terbilang lebih optimistis ketimbang Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pasalnya, wasit industri jasa keuangan itu memperkirakan pertumbuhan kredit hanya sekitar 3 persen-4 persen.
"Kami harapkan (pertumbuhan kredit) di 2021 akan kembali ke normal, diperkirakan dari berbagai angka rencana bisnis (bank) pertumbuhan kredit di akhir tahun sekitar 3 sampai 4 persen," ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso belum lama ini.
Berdasarkan data OJK, penyaluran kredit Mei 2020 hanya tumbuh 3,04 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angkanya melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 5,73 persen secara tahunan.
Wimboh memandang pertumbuhan kredit yang melambat masih akan terjadi pada Juni 2020. Namun, ia tak menyebut secara pasti berapa pertumbuhan penyaluran kredit pada bulan lalu.