Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meraup dana Rp9,5 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (18/8). Total hasil lelang kelima sukuk ini melebihi target indikatif Rp8 triliun dan setara 19,2 persen dari total penawaran yang masuk sebesar Rp49,37 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, penerbitan terdiri dari seri SPNS05022021, PBS027, PBS026, PBS025, dan PBS028.
Rinciannya, jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS05022021 adalah sebesar Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,40625 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 5 Februari 2021 itu mencapai Rp6,2 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk sebesar 3,4 persen dan tertinggi 3,53 persen.
Selanjutnya, jumlah dimenangkan untuk seri PBS027 mencapai Rp1,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,43750 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 tersebut mencapai Rp15,8 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 4,43 persen dan tertinggi 5,03 persen.
Kemudian, untuk seri PBS026, jumlah yang dimenangkan mencapai Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,28125 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 itu mencapai Rp11,5 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 5,28 persen dan tertinggi 5,93 persen.
Untuk seri PBS025, jumlah yang dimenangkan mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,18973 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Mei 2033 tersebut sebesar Rp7,08 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 7,12 persen dan tertinggi 8,15 persen.
Terakhir, jumlah dimenangkan untuk seri PBS028 mencapai Rp4,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,60475 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 itu mencapai Rp8,7 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,5 persen dan tertinggi 7,78 persen.