BI Sebut Ekonomi Kuartal III Akan Terdorong 5 Kekuatan Besar

CNN Indonesia
Rabu, 19 Agu 2020 19:29 WIB
BI menyatakan ekonomi RI akan bangkit dari tekanan corona pada kuartal III 2020. Mereka menyebut ada 5 faktor yang akan mendorong ekonomi.
BI meramal ekonomi dalam negeri akan bangkit dari tekanan corona pada kuartal III 2020 berkat 5 faktor pendorong. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) meramal ekonomi dalam negeri akan membaik kembali pada kuartal III 2020. Mereka mengungkapkan ada lima faktor yang akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air akan membaik pada waktu tersebut.

"Pertumbuhan ekonomi akan membaik pada kuartal III dan insyaallah akan semakin kuat pada kuartal IV 2020," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo saat konferensi pers virtual, Rabu (19/8).

Pertama, pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kebijakan itu dinilai BI akan membangkitkan kembali aktivitas ekonomi dari berbagai sektor usaha, khususnya yang sebelumnya terpuruk akibat dampak pandemi virus corona atau covid-19, seperti pariwisata, restoran, dan perhotelan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, percepatan realisasi anggaran penanganan dampak pandemi corona dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Begitu juga dengan realisasi belanja kementerian/lembaga di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Per 6 Agustus 2020, realisasi penggunaan anggaran memang baru mencapai Rp151,25 triliun atau setara 21,75 persen dari pagu Rp695,2 triliun.

Ketiga, pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial serta suntikan likuiditas ke pasar keuangan yang dilakukan BI.

[Gambas:Video CNN]

Tercatat, suntikan likuiditas mencapai Rp651,54 triliun. Selain itu, BI juga membantu pemerintah menanggung kebutuhan biaya untuk penanganan dampak pandemi corona dan PEN dengan jumlah mencapai Rp125,06 triliun per 18 Agustus 2020.

Keempat, hasil restrukturisasi kredit bank. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), realisasi kredit nasabah bank yang sudah direstrukturisasi mencapai Rp784,36 triliun kepada 6,73 juta nasabah.

Realisasinya mencapai 58,86 persen dari potensi restrukturisasi mencapai Rp1.379,4 triliun. Sementara dari sisi jumlah nasabah, baru mencapai 44,21 persen dari potensi 15,22 juta nasabah yang mendapat fasilitas restrukturisasi.

Kelima, dampak dari digitalisasi sistem pembayaran yang kerap meningkat transaksinya di tengah pandemi corona. Begitu pula di kalangan UMKM.

"Ini juga akan menguat pemulihan ekonomi dan menjadi daya dukung bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," tandasnya.

(uli/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER