Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo menyatakan pemerintah menyiapkan tiga tipe rumah susun (rusun) agar generasi milenial memiliki rumah. Sebab, kementerian mencatat sekitar 81 juta milenial di Indonesia belum mempunyai rumah.
"Saat ini millennial membutuhkan tempat tinggal dan memenuhinya dengan cara menyewa. Maka kami buat desain rusun yang sesuai dengan karakteristik para generasi muda," ungkap John saat acara diskusi yang diadakan Kementerian PUPR dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN, Kamis (27/8).
John mengatakan rusun ini akan diupayakan dibangun dekat pusat kota agar bisa memenuhi kebutuhan milenial yang memiliki mobilitas tinggi. Namun, ia belum merinci di mana saja lokasi pembangunan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kecenderungan milenial yang tinggi mobilitas lebih membutuhkan hunian yang dekat dengan pusat kota dan simpul bisnis," katanya.
Ia mengatakan pembangunan rusun akan dilakukan dalam tiga tipe. Pertama, rusun dengan tipe 24 untuk milenial awal berusia 25-27 tahun.
Kedua, tipe 35 untuk milenial berkembang dengan usia 27-30 tahun. Ketiga, tipe 45 untuk milenial maju yang berusia 30-35 tahun.
Rencananya, rusun akan dibangun dengan memanfaatkan skema transit (Transit Oriented Development/TOD). Selain itu, pemerintah juga memberikan solusi lain agar bisa membantu milenial memiliki hunian.
Mulai dari rumah berbasis komunitas, penetapan harga rumah subsidi yang dibangun oleh pengembang, subsidi uang muka, hingga skema alternatif melalui PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid menambahkan pada program subsidi uang muka, pemerintah akan memberikan dana sebesar Rp4 juta per penerima bantuan subsidi untuk membayar uang muka. Kemudian, penerima bisa mendapat ketentuan bunga KPR sebesar 5 persen dan tenor cicilan 20 tahun.
"Karena banyak masyarakat yang mau punya rumah, tapi uang mukanya belum punya, jadi disubsidi pemerintah. Jadi diharapkan membantu para milenial," tutur Khalawi.