Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut akan ada perubahan alokasi pada anggaran penanganan covid-19 atau dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021.
Sri Mulyani mengungkap hingga saat ini diskusi internal masih bergulir bersama Presiden Joko Widodo. Ia belum bisa merinci pos mana yang akan mengalami perubahan.
"Bapak Presiden dan beberapa menteri masih akan melakukan perubahan alokasi. Nah, ini yang kami selalu coba antisipasi. Apakah bansos akan diperpanjang, atau jumlahnya akan dikurangi, nanti ini akan berubah di beberapa tempat," katanya pada rapat kerja dengan komisi XI DPR RI, Senin (7/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut, pemerintah mengantisipasi perubahan alokasi dan fleksibel dengan kebutuhan penanganan pandemi covid-19. Sejalan dengan itu, dia pun memastikan tetap akan menjaga disiplin fiskal tahun depan.
Sri Mulyani pun meminta anggota DPR, khususnya komisi XI memahami situasi yang mengharuskan pihaknya untuk bersikap fleksibel.
"Kami di Kemenkeu harus betul-betul fleksibel melihat dinamika ini sambil tetap menjaga disiplin fiskal. Mohon komisi XI sebagai partner utama kami, juga bisa memahami dinamika yang kami kelola ini sebagai bendahara negara," imbuhnya.
Diketahui, realisasi anggaran PEN untuk tahun ini lambat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan PEN (PC-PEN) menyebut realisasi baru mencapai Rp211,6 triliun atau 30,43 persen dari total pagu Rp695,2 triliun per 31 Agustus lalu.
Pada kesempatan terpisah, perwakilan pemerintah lainnya yaitu Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekaligus Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin mengaku kalau pemerintah salah menghitung besaran anggaran untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Kesalahan hitung terjadi pada pos subsidi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kesalahan tersebut membuat anggaran yang disediakan mencapai Rp35 triliun.
Anggaran pos tersebut katanya, terlalu besar. Akibat kesalahan tersebut realisasi penggunaan anggaran subsidi UMKM baru terserap Rp3 triliun.
Budi memproyeksikan hingga akhir tahun pagu hanya akan terserap maksimal Rp10 triliun, sehingga masih akan ada sekitar Rp25 triliun dana yang menganggur. Dana berlebih tersebut disebutnya akan disubsidi silang untuk program UMKM lainnya.
"Program subsidi bunga UMKM budget (anggaran) Rp35 triliun, tapi baru serap Rp3 triliun padahal disalurkan kredit ke 8 juta pengusaha UMKM. Besar sekali, kami lihat kurang tepat hitungan di awal, pagu terlalu besar jadi realisasi penyerapan kecil sekali," katanya pada diskusi daring, beberapa waktu lalu.