Mengenal BPUI, Holding yang Ambil Alih Tunggakan Jiwasraya

CNN Indonesia
Kamis, 10 Sep 2020 17:54 WIB
PT BPUI resmi mengambil alih portofolio bisnis Jiwasraya. BPUI merupakan holding asuransi BUMN yang akan menyelesaikan kewajiban Jiwasraya kepada nasabah.
PT BPUI resmi mengambil alih portofolio bisnis Jiwasraya. BPUI merupakan holding asuransi BUMN yang akan menyelesaikan kewajiban Jiwasraya kepada nasabah. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian BUMN menunjuk PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau BPUI resmi mengambil alih portofolio bisnis PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Tujuannya, demi memenuhi kewajiban kepada 4 juta pemegang polis yang terseret kasus gagal asuransi jiwa pelat merah itu.

Lalu, siapa BPUI?

BPUI adalah holding asuransi dan penjaminan BUMN. Holding ini terbentuk setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke Dalam Modal Saham PT BPUI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota holding asuransi dan penjaminan adalah PT Askrindo (Persero), PT Jamkrindo (Persero), PT Asuransi Jasindo (Persero, dan PT Jasa Raharja.

Seluruhnya merupakan perusahaan asuransi dan penjaminan milik BUMN dengan lini bisnis beragam, mulai dari asuransi kerugian/umum, penjaminan, hingga asuransi sosial.

Mengutip laman resmi perseroan, bahana.co.id, BPUI berdiri sejak 17 April 1973 lalu. Mulanya, pembentukan BPUI ini dilakukan untuk mengembangkan sektor riil melalui pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan koperasi.

Kini, BPUI menjadi induk dari grup perusahaan Bahana yang menyediakan layanan finansial lengkap melalui anak-anak perusahaan.

Anak usaha tersebut meliputi PT Bahana Sekuritas yang bergerak pada jasa investment banking, jasa pasar modal, dan layanan pialang sekuritas.

Kemudian, PT Bahana Artha Ventura yang bergerak membantu pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan menyediakan modal awal, dukungan pendanaan, dan pembinaan manajemen.

Selanjutnya, PT Bahana TCW Investment Management yang merupakan anak perusahaan bergerak khusus di bidang manajemen investasi. Bahana TCW Investment merupakan usaha patungan bersama Trust Company of The West, lembaga keuangan dan manajemen investasi asal Amerika Serikat.

Kemudian, PT Bahana Kapital Investa merupakan perusahaan yang dapat bertindak sebagai private equity dengan aktivitas menghimpun dana dari investor, termasuk PT Graha Niaga Tata Utama yang merupakan pengelola gedung Graha Niaga yang terletak di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta.

[Gambas:Video CNN]

Secara kinerja keuangan, BPUI tidak bisa dibilang cemerlang. Berdasarkan laporan keuangan periode 2018 (data terbaru dari perseroan), laba bersih perseroan hanya sebesar Rp45,53 miliar. Angka itu naik tipis 3,87 persen dari laba bersih 2017, yakni Rp43,83 miliar.

Raihan laba bersih itu anjlok 24,34 persen dibandingkan posisi 2016 yang tercatat sebesar Rp60,18 miliar. Maklum, pendapatan perusahaan tercatat turun 2,68 persen dari sebesar Rp691,18 miliar pada 2017 menjadi cuma Rp672,63 miliar pada 2018.

Sementara itu, total ekuitas perseroan pada periode yang sama tercatat sebesar Rp343 miliar, naik dari sebelumnya Rp287 miliar. Kemudian, perseroan tercatat memiliki aset sebanyak Rp4,14 triliun, atau turun 5,07 persen dari sebelumnya Rp4,35 triliun.

Direktur Utama BPUI Robertus Bilitea mengatakan pihaknya akan menerima penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp20 triliun untuk menjalankan misi penyelamatan nasabah Jiwasraya.

Suntikan dana itu akan digunakan untuk mendirikan perusahaan yang bergerak di lini usaha asuransi jiwa, yakni Indonesia Financial Group Life (IFG) Life.

"Kami dalam waktu dekat akan mendirikan satu perusahaan asuransi jiwa yang dinamakan IFG Life," terang dia, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI.

Lebih lanjut, Robertus menyebut dalam kalkulasinya, dibutuhkan setidaknya Rp24,7 triliun untuk menyelamatkan Jiwasraya. Sementara itu, dana suntikan PMN hanya Rp20 triliun.

Karena itu, BPUI harus melakukan penggalangan dana (fund raising) sebesar Rp4,7 triliun dengan underlying dividen anak perusahaan BPUI lainnya.

(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER