Harga minyak mentah global turun pada akhir perdagangan Senin (12/10) karena keadaan kahar (force majeure) di ladang minyak terbesar, Libya telah dicabut sehingga menambah pasokan di pasar.
Selain itu, aksi mogok di Norwegia berakhir bersamaan dengan pulihnya produksi minyak AS setelah Badai Delta.
Mengutip Antara, Selasa (13/10), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember merosot US$1,13 atau 2,6 persen menjadi US$41,72 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November anjlok 2,9 persen atau US$1,17 menjadi US$39,43 per barel.
Libya merupakan produsen minyak utama anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Dengan dicabutnya status force majeure pada Minggu (11/10), maka diperkirakan produksi minyak Libya naik menjadi 355 ribu barel per hari (bph).
Peningkatan produksi minyak Libya akan menjadi tantangan bagi OPEC+, atau kelompok yang terdiri dari OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, untuk mengekang pasokan guna mendorong harga minyak.
"Ini adalah bagian besar dari produksi yang beroperasi kembali, ketika pasar tidak membutuhkan satu pun dari barel minyak itu, menjadi berita buruk bagi sisi pasokan," kata Direktur Energi Berjangka di Mizuho, New York Bob Yawger.
Sementara itu, Badai Delta telah diturunkan menjadi angin siklon pasca-tropis pada akhir pekan lalu. Sebelumnya, Badai Delta menimbulkan pukulan terbesar dalam 15 tahun terakhir terhadap produksi energi di Teluk Meksiko AS.
Setelah Badai Delta mereda, para pekerja kembali ke ladang produksi. Terpantau, perusahaan minyak Prancis, Total mulai memproduksi kembali 225.500 bph di kilang Port Arthur di Texas.
Kemudian, pelabuhan minyak lepas pantai Louisiana (LOOP) mengatakan telah melanjutkan operasi di terminal laut lepas pantai dan tidak ada gangguan dalam pengiriman di Clovelly Hub.
Untuk diketahui, harga kedua acuan minyak itu naik lebih dari 9 persen secara mingguan pekan lalu. Tercatat, WTI naik 9,6 persen untuk pengiriman bulan depan, sementara minyak mentah Brent naik 9,1 persen dalam sepekan.
Namun, harga keduanya kompak jatuh setelah perusahaan minyak Norwegia mencapai kesepakatan dengan pejabat serikat pekerja untuk mengakhiri pemogokan. Pekerja yang mogok mengancam akan memangkas produksi minyak dan gas negara itu hampir 25 persen.