Jelang Merger, Nasib Nasabah Bank Syariah BUMN Belum Berubah

CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2020 16:38 WIB
PMO tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan nasib nasabah BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri belum berubah jelang merger.
Nasib nasabah 3 bank BUMN syariah yang akan dimerger sampai saat ini masih dibahas. Ilustrasi. CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Tim Project Management Office (PMO tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunardi mengatakan nasib nasabah di bank syariah milik BUMN belum ada yang berubah. Sebab, rencana merger bank syariah BUMN masih dalam proses.

Tiga bank syariah BUMN yang akan digabungkan adalah BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.

Ia menyatakan tiga bank syariah BUMN baru menandatangani Conditional Merger Agreement (CMA). Hal itu merupakan bagian awal dari proses merger tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nasabah sampai hari ini tidak ada perubahan, bank syariah tetap jalan masing-masing. Operasional masih seperti biasa," ungkap Hery dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (13/10).

Ia mengaku belum bisa menjelaskan bagaimana operasional bank syariah BUMN pasca merger. Tiga perusahaan itu masih menyusun rencana bisnis bank (RBB) yang akan dilakukan setelah merger.

"Ada persiapan banyak, ini terkait dengan mapping produknya, realokasi cabang, teknologi disatukan dan menggunakan punya siapa, nanti kami lihat siapa yang paling menguntungkan kapasitasnya, logo, dan komposisi pemegang saham. Memang tidak mudah," ucap Hery.

Selain itu, Hery memastikan bahwa penggabungan bank syariah BUMN ini tak akan memunculkan pemutusan hubungan kerja (PHK). Menurutnya, aksi korporasi ini justru akan menguatkan masing-masing perusahaan.

[Gambas:Video CNN]

"Merger tiga anak usaha Himbara dan syariah ini tidak ada pengurangan karyawan. Ini akan menjadi satu keluarga besar bersama membangun bank syariah besar, modal dan aset kuat," ujar Hery.

Menurutnya, masing-masing manajemen baru bisa mengumumkan RBB bank syariah BUMN setelah merger pada 20-21 Oktober 2020 mendatang. Saat ini, perusahaan masih mengurus persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait merger.

"Setelah mendapatkan persetujuan dari OJK pasar modal dan perbankan, ada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dulu," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana mengaku mendukung rencana merger tersebut. Sebab, merger akan membentuk bank syariah kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV dengan modal inti di atas Rp30 triliun.

Hal ini bisa memberi dampak positif bagi pertumbuhan industri bank syariah ke depan. Daya saing pun diyakini akan meningkat dengan sinergi ini.

(aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER