Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi arus lalu lintas (traffic) pada libur panjang peringatan Maulid Nabi Muhammad pada periode 28 Oktober 2020-1 November 2020, naik 10-20 persen. Kenaikan itu merupakan prediksi akumulatif dari semua moda angkutan baik darat, udara, laut, dan perkeretaapian.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya akan mengantisipasi penumpukan lalu lintas pada periode libur panjang tersebut.
"Kami prediksi bahwa adanya kegiatan liburan ini ada kenaikan sekitar 10 persen-20 persen dalam libur panjang. Jumlahnya mungkin tidak signifikan kalau secara akumulatif, tapi pergerakan itu dilakukan saudara-saudara kita menumpuk di satu hari mereka ingin pulang cepat," ujarnya dalam konferensi pers 'Upaya Kemenhub Mengantisipasi Libur Panjang Akhir Oktober 2020', Jumat (23/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan berbagai pengaturan untuk setiap moda, guna mencegah kenaikan penularan pandemi covid-19 dalam libur panjang kali ini. Untuk itu, setiap operator moda transportasi diwajibkan menerapkan protokol pencegahan penularan covid-19.
"Kemenhub tentu bergerak dan kami koordinasi dengan pihak kepolisian operator dengan para stakeholder untuk memastikan operasional atau pergerakan pada saat itu berjalan dengan baik dan penuhi protokol kesehatan," imbuhnya.
Dari sisi darat, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi memprediksi sebanyak 622.039 kendaraan ke luar Jakarta pada libur Maulid Nabi tersebut. Jumlahnya naik 21,7 persen dari kondisi normal.
Mayoritas, lanjutnya, diperkirakan akan menggunakan jalan tol.
"Bagaimana jalan nasional? Sangat sedikit sekali, rata-rata masyarakat senang pakai jalan tol," katanya.
Dari jumlah kendaraan tersebut, diperkirakan paling banyak menuju ke arah timur sebanyak 48,1 persen. Sementara itu, 28,3 persen ke arah barat dan 23,5 persen lainnya ke arah selatan ataupun bepergian di sekitar Jabodetabek.
Dari sisi udara, diprediksi terjadi kenaikan penumpang sebesar 20 persen. Puncak keberangkatan penumpang diperkirakan terjadi pada Rabu, 28 Oktober 2020 dengan jumlah penumpang sebanyak 110 ribu orang.
Sedangkan, puncak kedatangan atau arus balik terjadi pada Minggu, 1 November 2020 dengan jumlah penumpang 112 ribu orang.
"Kami tetap fokus dan konsisten terkait penerapan protokol kesehatan baik oleh penumpang maupun penyelenggara angkutan udara, penyelenggara bandara, dan penyelenggara navigasi," ucap Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto.
Sementara itu, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri memperkirakan puncak arus mudik terjadi pada 28 Oktober 2020 dan puncak arus balik 1 November 2020.
"Tiketnya yang sudah terjual berdasarkan data pesanan, kami mendapat informasi bahwa pada 2 tanggal ini sudah terjual 30 persen dari kapasitas yang ada," katanya.
Berdasarkan data penjualan tiket PT KAI (Persero) per 22 Oktober, volume penumpang pada 28 Oktober 2020 yakni 14.837 orang dan 1 November 2020 sebanyak 13.894 penumpang.
Ia menuturkan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, KAI mempersiapkan kereta cadangan di beberapa stasiun dan menambah petugas keamanan di stasiun maupun di dalam kereta untuk memperketat protokol kesehatan.
KAI juga menambah rencana perjalanan kereta jarak jauh. Detailnya sebanyak 87 frekuensi pada 27 Oktober 2020, 80 frekuensi pada 28 Oktober, dan frekuensi kereta api tertinggi disiapkan pada 1 November yakni 95 frekuensi.