ControlNew, Menarik Cuan dari Kain Perca

Kemenparekraf | CNN Indonesia
Selasa, 27 Okt 2020 19:19 WIB
Mengusung konsep ramah lingkungan, ControlNew berhasil menarik perhatian kaum muda lewat kreasi kain perca dan desain yang eksklusif.
Mengusung konsep ramah lingkungan, ControlNew berhasil menarik perhatian kaum muda lewat kreasi kain perca dan desain yang eksklusif. (Foto: CNN Indonesia TV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Usai menamatkan pendidikan di Universitas Brawijaya, Afif Mustapa memenuhi ambisi memiliki bisnis yang ramah lingkungan dengan membuka label konveksi ControlNew yang memanfaatkan sisa-sisa kain perca.

Bermodal Rp200 ribu, di tangan Afif kain-kain perca itu diubah jadi tas hingga 15 variasi. Ia mengadopsi teknik Boro and Sashiko dari Jepang, yang berkonsep memperbaiki daripada membeli baru. Namun saat itu, Afif masih menggabungkan kain perca dengan kain baru yang dibeli di pasar.

Produk ControlNew tidak menarik perhatian seperti harapan. Selain lebih boros secara produksi, komposisi 70 persen kain baru dan 30 persen kain perca itu juga belum sesuai dengan konsep ramah lingkungan di awal. Karya-karya Afif dinilai terlalu umum dan mudah ditiru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu memancing keberanian Afif untuk sepenuhnya menggunakan kain perca. Dari seorang penjahit yang juga tetangga rumah, ia mendapat pasokan kain perca. Penjahit tersebut kemudian digandeng untuk memproduksi barang ControlNew, sementara desain diubah jadi lebih eksklusif.

"Selain value-nya yang meningkat, kita juga jadi lebih percaya diri karena kita sudah memanfaatkan hampir seluruh limbah pada produk. Kemudian dari segi desain, untuk saya pribadi jauh lebih suka, dan saya rasa juga untuk penikmat ControlNew jauh lebih tertarik pada desain yang sekarang," kata Afif yang merupakan lulusan Jurusan Seni Rupa Fakultas Ilmu Budaya.

ControlNew kembali melangkah dengan yakin, dan berkembang lebih pesat. Produk produk mencapai 50 jenis, dengan ratusan varian. Tak hanya mempertahankan penggunaan limbah tekstil, Afif pun turun tangan sendiri melukis di atas kain sebagai tambahan kreasi dan nilai estetika.

Keunikan produk diiringi pemasaran daring dan keikutsertaan di sejumlah pameran membuat ControlNew terkurasi serta dalam program #BeliKreatifLokal yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Afif mengaku memperoleh banyak manfaat dari program ini, seperti soal kualitas produk dan manajemen keuangan bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) miliknya.

"Program dari Kemenparekraf itu cukup efektif, karena sebelumnya saya kan pekerja seni, jadi kurang paham soal omzet, mengatur keuangan. Setelah saya ikut program, tiap hari mereka (tim mentor #BeliKreatifLokal) kayak memaksa kita untuk terus mencoba," kata Afif.

Ia memaparkan, program #BeliKreatifLokal membantu promosi di media sosial. Menurut Afif, penjualan ControlNew meningkat sejak keikutsertaan pada Juni silam, hal yang juga menjadi kejutan bagi sang pemilik.

Akibat pandemi, angka penjualan ControlNew disebut sempat menurun. Hambatan pemasukan terutama terletak pada pemasaran produk di toko offline. Program #BeliKreatifLokal terbukti mendongkrak penjualan secara daring. Kaum millenial beramai-ramai menyerbu masker perca yang dibanderol seharga Rp65 ribu, sampai tas pinggang seharga Rp290 ribu.

Dalam proses produksi di tengah pandemi, Afif pun menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Mulai dari pemilihan kain sampai diskusi dengan penjahit dilakukan dengan memakai masker, menggunakan hand sanitizer, serta menjaga jarak.

Dengan kreativitas dan desain yang eksklusif, ControlNew sekaligus menjadi bukti bahwa kualitas produk karya anak bangsa tak kalah dari buatan luar negeri. Tak ayal, hal ini mendorong optimisme bagi perajin dan pelaku UMKM lain untuk tetap konsisten berkarya dan tak menyerah di tengah pandemi.

[Gambas:Youtube]

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER