Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan daya beli masyarakat belum pulih meskipun terjadi inflasi pada Oktober sebesar 0,07 persen (month-to-month/mtm) dari sebelumnya deflasi minus 0,05 persen. Pasalnya, inflasi inti masih dalam tren penurunan.
Pantauan BPS, inflasi inti pada Oktober 2020 sebesar 0,04 persen, atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yakni 0,13 persen.
Mengutip Bank Indonesia (BI), inflasi inti merupakan komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi. Komponen inflasi inti dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal seperti nilai tukar, harga komoditas internasional, inflasi mitra dagang, serta ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, dari angka ini kami tidak bisa memilah menurut klasifikasi masyarakat tapi secara umum inflasi inti menunjukkan daya beli memang belum pulih," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam paparan Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2020, Senin (2/11).
Ia menjelaskan kondisi daya beli masyarakat di kalangan menengah ke atas dan menengah ke bawah cenderung berbeda. Untuk 40 persen masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah, memang terjadi pelemahan daya beli dampak pandemi covid-19. Sedangkan, kelompok masyarakat ekonomi menengah ke atas lebih menahan konsumsinya.
"Nanti, akan kelihatan di rilis pertumbuhan ekonomi pada Kamis (5/11) nanti, bahwa banyak (karyawan) dirumahkan dan penurunan upah sehingga daya beli di lapisan bawah memang menunjukkan penurunan, tapi menengah ke atas sebetulnya mereka lebih menahan," tuturnya.
Data BPS menunjukkan, tren inflasi inti cenderung turun dalam 3 bulan terakhir sejalan dengan deflasi. Pada Juli, inflasi inti tercatat sebesar 0,16 persen lalu naik pada Agustus sebesar 0,29 persen.
Namun, inflasi inti kembali merosot pada September menjadi sebesar 0,13 persen.
Selanjutnya, inflasi inti pada Oktober kembali turun tajam ke 0,04 persen, Meskipun, pada Oktober terjadi inflasi sebesar 0,07 persen (month-to-month/mtm) yang menyudahi deflasi dalam 3 bulan berturut-turut.