Kehadiran Indonesia Financial Group (IFG) diharapkan dapat menjadi solusi penggerak finansial perekonomian Indonesia, khususnya di bidang asuransi dan penjaminan, untuk mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.
Direktur Keuangan dan Umum IFG Rizal Ariansyah mengatakan di tengah kondisi ini, perusahaan asuransi harus mampu memberikan solusi guna mendorong pemulihan ekonomi. Yaitu dengan menciptakan produk asuransi yang lengkap dan dapat memberikan proteksi maksimal kepada masyarakat.
Lihat juga:IFG Jamin Kredit UMKM Lawan Dampak Pandemi |
"Saat ini kami melihat UMKM mengalami tekanan likuiditas yang besar akibat pandemi. Oleh karena itu, IFG melalui anggota holding, memberikan dukungan asuransi penjaminan UMKM hingga senilai Rp8,3 triliun per September 2020, kepada lebih dari 200.000 pelaku UMKM," ujar Rizal berdasarkan keterangan resmi, Jumat (6/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, IFG juga memastikan seluruh anggota holding selalu mempertahankan level of services yang baik kepada para nasabah.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menyebut bahwa transformasi digital merupakan salah satu kunci dalam menghadapi era saat ini. Perusahaan asuransi pun juga perlu menerapkan transformasi digital untuk dapat bergerak lebih cepat dan efisien.
Menanggapi hal tersebut, Rizal melanjutkan, pihaknya tengah melakukan pengembangan produk dan layanan asuransi terintegrasi, serta efisiensi operasional dengan shared services.
"Serta mengoptimalkan pemanfaatan penggunaan teknologi informasi berdasarkan data analytic dan pengelolaan big data untuk mempermudah penetrasi pasar asuransi," ujarnya.
Lihat juga:IFG Giat Gerakkan UMKM di Tengah Pandemi |
Sementara itu, Jasindo dan Jasa Raharja, yang merupakan anak perusahaan dari IFG juga turut berperan aktif dalam pemulihan ekonomi Indonesia melalui berbagai program asuransi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Sejalan dengan rencana Pemerintah untuk pemulihan ekonomi Indonesia, Asuransi Jasindo terus dipercaya oleh Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan 5 asuransi penugasan.
"Antara lain, Asuransi Barang Milik Negara (ABMN), Jaminan Kesehatan Menteri (Jamkesmen) dan Jaminan Kesehatan Utama (Jamkestama), Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTSK), Asuransi Perikanan Bagi Pembudidaya Ikan Kecil (APPIK), serta Program Bantuan Premi Asuransi Bagi Nelayan (BPAN)," ujar Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo Diwe Novara.
Direktur Manajemen Risiko dan TI PT Jasa Raharja Wahyu Wibowo mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan antisipasi guna memperkecil risiko, salah satunya dengan mempermudah proses pengutipan pendapatan berbasis teknologi.
"Demikian juga dalam berinvestasi pada portofolio investasi yang terjamin keamanannya dan memberi hasil relatif baik. Dalam proses penyerahan santunan juga dilaksanakan berbasis teknologi informasi dan berkolaborasi dengan mitra terkait."
"Diharapkan citra industri keuangan khususnya asuransi dan penjaminan dapat membantu percepatan pemulihan ekonomi Indonesia," ucap Wahyu.
(fef)