Alibaba, perusahaan e-commerce raksasa China, mencetak rekor penjualan dengan meraup 498,2 miliar yuan atau sekitar US$75 miliar (setara Rp1.056 triliun kurs Rp14.080 per dolar AS) dalam hari belanja online nasional (harbolnas) singles day atau 11.11.
Mengutip CNN Business, Kamis (12/11), harbolnas di China menandai kesuksesan baru China dalam mendongkrak ekonominya memerangi dampak pandemi corona.
Alibaba mengatakan penjualan mereka menggila pada 11.11, termasuk penjualan tiga hari jelang 11 November yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan pasca pandemi. Bila dibandingkan dengan periode sama seperti tahun lalu, hasil penjualan tahun ini menunjukkan peningkatan sebesar 26 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ekonomi China mengalami pemulihan yang kuat dan perilaku pembelian konsumen China telah kembali ke tingkat sebelum pandemi covid-19, jika tidak lebih tinggi," tulis Xiaofeng Wang, analis dari firma riset pasar Forrester.
China melaporkan pertumbuhan ekonomi positif dua kuartal berturut-turut, yakni II dan III dan menandai seberapa cepat ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut pulih dari pandemi covid-19.
Bagi merek dan pengecer yang berjuang untuk pulih dari penutupan toko dan tertahannya konsumen di rumah selama berbulan-bulan, konsumsi China adalah titik terang yang sangat dibutuhkan.
Karena itu, menurut Wang, banyak perusahaan 'melipatgandakan' acara penjualan Singles Day mereka.
Tren belanja tahun ini juga belum pernah terjadi sebelumnya karena live streaming diandalkan menjadi pendorong pertumbuhan penjualan.
Memang live streaming sudah ada di China selama bertahun-tahun, tapi baru benar-benar populer saat lockdown (penguncian wilayah).
Hal ini seperti Shopping Channel di mana pembeli menonton influencer menjajakan segala hal mulai dari mobil hingga mangga, dan dapat memperoleh diskon besar selama live streaming.
Wang juga berharap barang-barang mewah laris manis, karena orang China biasanya membelinya saat bepergian ke luar negeri.
"Ketika pandemi membuat perjalanan internasional tidak memungkinkan, konsumen akan memutar pembelian ini di dalam negeri dan terutama secara online. Itu juga mengapa ini tahun pertama merek-merek mewah sangat terlibat di Singles Days," pungkas Wang.
Sebuah survei dari firma riset pasar Oliver Wyman mengungkapkan 86 persen konsumen China bersedia berbelanja sama atau lebih besar dari singles day tahun lalu.
Hanya 14 persen responden yang mengatakan mereka akan mengurangi pengeluaran pada 11.11, karena pandemi telah membawa terlalu banyak ketidakpastian bagi mereka.
"Pembeli China terus berbelanja seperti orang gila," kata mitra Oliver Wyman Jacques Penhirin, yang memimpin survei tersebut.
Penhirin memperkirakan acara tersebut akan sangat besar bagi merek dan pengecer yang berpartisipasi, karena konsumen menggunakannya sebagai kesempatan untuk memanjakan diri.
Kabar baiknya, bagi JD.com, pembelian pada hari belanja tersebut tetap dilakukan online. "Mereka menghemat uang selama penguncian yang tidak terduga awal tahun ini, tetapi mereka tidak bepergian," katanya.
Mendekati singles day, pola pikir konsumen juga berubah dan lebih mengesankan. Misalnya, seorang tukang belanja yang biasanya membeli riasan Maybelline, mungkin malah menghabiskan sedikit lebih banyak untuk membeli barang-barang dari Yves Saint Laurent yang sedang obral.
"Sekarang saatnya memanjakan diri," kata Penhirin.
Singles day secara teratur juga menghasilkan penjualan yang lebih besar daripada gabungan Black Friday dan Cyber Monday.
Acara yang juga dikenal sebagai double 11 Ini dipatok untuk liburan informal China, hari anti-Valentine yang merayakan orang-orang yang tidak menjalin hubungan.
Alibaba mulai menawarkan diskon singles day pada 2009 dan sejak itu mengubah ajang tersebut menjadi sumber keuntungan belanja online.
Platform e-commerce China lainnya, seperti JD.com (JD), Pinduoduo (PDD) dan Red, serta toko fisik biasa juga ikut ambil bagian. Namun, acara Rival JD.com berlangsung hampir dua minggu lebih lama dari Alibaba.
Lihat juga:Presdir Unilever Indonesia Mundur |
JD mengatakan bahwa mereka juga mencetak rekor penjualan baru sebesar 271,5 miliar yuan (US$41 miliar) selama acara tersebut. Capaian itu tumbuh 33 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Acara ini juga mendapatkan daya tarik di luar China, antara lain Lazada, anak perusahaan Alibaba di Asia Tenggara, yang menawarkan diskon double 11 di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam.
Di China, Alibaba juga menggelar konser live mewah untuk menghitung mundur dimulainya hari diskon akbar. Berbagai selebriti juga tampil di acara gala 11.11 untuk menjajakan merek dan produk mereka sendiri.
Jika bintang utama acara tersebut tahun lalu adalah penyanyi Taylor Swift, tahun ini yang diundang ke Shanghai adalah Katy Perry. "Beberapa hari lagi diskon besar membantu merek atau pedagang menutup kehilangan penjualan selama penguncian dan (membantu) merek global mendapat akses ke permintaan yang lebih kuat dari konsumen China," ujar Yap dalam sebuah catatan minggu lalu.