Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Indonesia akan memiliki industri baterai lithium atau baterai untuk kendaraan listrik pada 2023.
"Tadi malam kami mendiskusikan roadmap baterai lithium dan kami percaya pada 2023 bisa memproduksi baterai lithium dengan teknologi terbaru NMC811," kata Luhut pada diskusi daring Investment Summit, Rabu (25/11).
Dia optimis Indonesia dapat menjadi salah satu pemain kunci dalam rantai pasokan industri kendaraan listrik. Pasalnya, Indonesia memiliki 85 persen dari material yang dibutuhkan seperti nikel, bauksit, timah, tembaga, hingga karet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus untuk nikel, Indonesia merupakan negara dengan cadangan terbesar dunia dan secara harga pun Luhut menyebut Indonesia dapat bersaing dengan menawarkan harga lebih murah dari Australia.
Sehingga, ia yakin industri kendaraan listrik dapat dibangun di dalam negeri.
"Kita mungkin akan memiliki mobil buatan Indonesia tak lama lagi," lanjut dia.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan bahwa proyek ini merupakan garapan bersama antara pemerintah, dalam hal ini BUMN yaitu PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dan PT Freeport Indonesia dengan salah satu perusahaan asal China.
Oleh karena itu, ia menyebut proyek ini bukan eksklusif milik pemerintah sehingga ia ingin pihak swasta untuk ikut berpartisipasi.
"Tentu swasta bisa ikut bergabung, saat ini yang tergabung perusahaan asal China, Freeport, dan Antam. Kami ingin melihat sektor swasta mengambil bagian dari proyek," jelasnya.
Secara terpisah, Luhut juga sempat menyebutkan kalau perusahaan Korea Selatan, LG Chem Ltd, akan menandatangani kerja sama pengembangan baterai lithium untuk mobil listrik.
Ia menjelaskan kerja sama tersebut menyusul kesepakatan sebelumnya dengan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL). Perusahaan asal China itu juga telah menandatangani kerja sama dengan PT Inalum (Persero) untuk pengembangan baterai lithium untuk kendaraan listrik.
Selain dengan dua negara itu, ia menuturkan pemerintah juga terus mendekati banyak pihak agar berinvestasi di Indonesia. Termasuk, para pemain besar di bidang industri baterai kendaraan listrik.
"Sekarang kami sedang approach (mendekati) juga dengan yang lain, big player (pemain besar). Kami inginnya kemana saja kami berkawan, apakah dia China, apakah dia Amerika, atau mana," tutupnya.