Pemerintah, seperti disampaikan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan telah melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) untuk bekerja sama terkait pengadaan vaksin corona (covid-19) Pfizer.
Luhut menyatakan telah membahas hal ini dengan Secretary of Health AS agar Pfizer bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).
Pembahasan ini diikuti oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Budi Gunadi Sadikin melalui video call tadi malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah follow up (tindak lanjuti) melalui video call dengan Secretary of Health, Bob, dan dengan Wakil Menteri Budi Gunadi dan juga BPOM untuk membuat Pfizer kerja sama dengan Bio Farma," terang Luhut dalam CEO Networking 2020, Selasa (24/11).
Sebelum melakukan video call dengan Secretary of Health AS, Luhut mengaku telah membahas mengenai vaksin dengan Wakil Presiden AS Mike Pence beberapa hari lalu saat berkunjung ke Gedung Putih.
Dari pertemuan itu, Luhut menyebut AS sudah menyatakan kesediaannya untuk membantu Indonesia dalam pengadaan vaksin corona.
"Dengan Wakil Presiden AS saya berbicara hampir 15 menit. Kami bicara menyangkut masalah vaksin dan AS bersedia membantu," ungkap Luhut.
Sebelumnya, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan pihaknya belum berencana menjalin kerja sama uji klinis maupun pengadaan vaksin Pfizer.
Rencana ini belum ada karena manajemen masih fokus menggarap pengadaan vaksin yang sudah terlanjur diuji, yaitu vaksin Merah Putih.
Vaksin Merah Putih merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan farmasi lain, yaitu Sinovac dari China. Namun, bila ada arahan lain dari pemerintah, Bio Farma selaku BUMN mengaku siap menjajaki kerja sama dengan Pfizer.
Sementara, CEO Pfizer Albert Bourla mengklaim vaksin corona hasil kolaborasi perusahaannya dengan perusahaan asal Jerman bernama BioNTech terbukti 95 persen efektif mencegah penularan virus corona dalam hasil analisa terakhir.
Pfizer dan BioNTech telah mengajukan secara resmi penggunaan kandidat vaksin mereka kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk penggunaan darurat semasa pandemi.
Kandidat vaksin mereka, BNT162b2, kemungkinan bisa digunakan untuk populasi zona merah pada Desember di Amerika Serikat.
FDA mengatakan komite vaksin akan bertemu dengan Pfizer pada 8,9, dan 10 Desember untuk membahas permintaan otorisasi penggunaan darurat. Kemudian, FDA bakal menentukan keputusan izin penggunaan darurat pada 10 Desember.
(aud/bir)