Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah tengah mengembangkan green economy atau ekonomi hijau lewat budi daya 16 juta bibit tanaman yang memiliki fungsi ekologi sekaligus ekonomi.
Ia bilang setelah proses produksi selesai, yakni pada 2021, bibit akan didistribusikan ke wilayah yang sering mengalami bencana banjir dan tanah longsor
Bibit-bibit yang memiliki fungsi ekonomi seperti dimaksud Jokowi, antara lain albasia, kayu putih, mahoni, merbau, jati, juga buah-buahan seperti durian dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini saya sedang di Kabupaten Bogor, tepatnya di Rumpin. Ini adalah sebuah lokasi pembibitan yang ingin kita persiapkan. Kita harapkan nanti tahun depan, 2021, sudah selesai dan sudah berproduksi. Dari sini akan bisa diproduksi kurang lebih 16 juta bibit," Kata Jokowi dikutip dari rilis, Jumat (27/11).
Pusat perbenihan tersebut nantinya akan berdiri di atas lahan seluas 159,58 hektare yang terdiri atas zona perbenihan, zona kelola masyarakat, zona diklat, dan zona koridor pengembangan usaha.
"Tadi saya berpesan untuk pembibitan di Rumpin, Bogor, ini agar ditanam tanaman-tanaman yang punya fungsi ekologi maupun fungsi ekonomi. Karena ke depan kita ingin mengembangkan green economy," jelasnya.
Lebih lanjut, ini akan menjadi permulaan dan percontohan bagi pengembangan serupa yang akan dilakukan di sejumlah lokasi lain, seperti Danau Toba, Sumatera Utara, Mandalika, NTB, Labuan Bajo, NTT, dan Likupang, Sulawesi Utara.
Menurut Presiden, budi daya belum termasuk pembangunan lokasi pembibitan yang diperuntukkan bagi perbaikan hutan mangrove.
"Kita sudah merencanakan, kita kerjakan kurang lebih 630 ribu hektare mangrove sehingga itu juga butuh lokasi pembibitan yang juga akan kita siapkan," tutup dia.