Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 2,96 persen ke posisi 5.612 akibat covid-19 pada Senin (30/11). Penurunan indeks saham merupakan yang terdalam sepanjang November 2020.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai penyebab jatuhnya indeks saham hari ini adalah rekor kasus baru covid-19.
Seperti diketahui, jumlah kasus positif covid-19 memecahkan rekor, yakni 6.267 kasus pada Minggu (30/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu membuat kepanikan di pasar dan memicu kekhawatiran diberlakukannya kembali PSBB ketat kembali yang dapat menghambat aktivitas ekonomi.
"Kasus covid-19 ini naik cukup banyak, sehingga beberapa berita yang beredar mengatakan kemungkinan Jakarta akan PSBB ketat lagi, karena minggu lalu tim dokter mengatakan ruang isolasi sudah penuh," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (30/11).
Meski demikian, terperosoknya IHSG akibat kasus covid-19 bukan kali ini saja terjadi. Sejak kasus pertama virus corona masuk ke Indonesia awal Maret lalu, tercatat IHSG terjerembab ke titik terburuknya.
Pada Senin, 9 Maret, misalnya IHSG terjun hingga 6,58 persen atau 361,73 poin ke posisi 5.136. Keadaan ini membuat regulator dan pengawas pasar modal mengambil tindakan.
Sehari kemudian Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan diterapkannya kebijakan penghentian perdagangan atautrading halt menindaklanjuti Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A Otoritas Jasa Keuangan.
Hal ini dilakukan karena khawatir kepanikan atas virus corona membuat investor berondong-bondong meninggalkan pasar modal.
Atas keputusan itu, jika terjadi penurunan yang sangat tajam dalam 1 hari, maka trading halt akan ditetapkan. Jika penurunan IHSG mencapai sebesar 5 persen, akan dilakukan trading halt 30 menit.
Kemudian jika IHSG mengalami pelemahan 5 persentrading halt dilakukan lagi 30 menit, dan kembali dilakukan hal sama jika mengalami penurunan 10 persen. Selain itu juga diterapkan trading suspend bila IHSG turun hingga 15 persen.
Benar saja, pada perdagangan 12 Maret 2020, IHSG sempat mengalami penurunan lebih dari 5 persen. Saat itu IHSG terkoreksi 258 poin atau 5,01 persen ke level 4.895 pada pukul 15.33 WIB.
Sejak diberlakukan kebijakan itu, setidaknya sudah enam kali perdagangan saham dikenakan trading halt, lantaran sudah terjun hingga 5 persen lebih, yakni pada 12 Maret, 13 Maret, 17 Maret, 19 Maret, 22 Maret, dan 30 Maret 2020.
Akibatnya, pada 24 Maret 2020 IHSG sudah menyentuh level 3.937. Padahal, di awal tahun IHSG berada di level 6.300-an. Meski demikian, pada 26 Maret 2020, IHSG berbalik arah dan naik begitu tinggi hingga 10,1 persen ke level 4.338.
Trading halt kembali terjadi ketika kasus covid-19 meningkat pasca pelonggaran PSBB diberlakukan. Pada 10 September 2020 IHSG anjlok 5 persen atau melemah 257,5 poin dan berhenti di level 4.891.88.
Namun, efek pengumuman PSBB Jakarta itu hanya sehari saja. Sebab, pada perdagangan Jumat 11 September, IHSG ditutup menguat 2,56 persen dan kembali ke level 5.016.