Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian menilai kenaikan angka investor lokal di pasar modal dalam negeri menunjukkan perbaikan tingkat literasi keuangan nasional.
Dia bilang krisis pandemi yang dihadapi pasar modal kali ini berbeda dengan krisis keuangan sebelumnya. Kala itu, karena tingginya ketergantungan pasar terhadap pelaku asing membuat indeks babak belur ketika asing minggat dari indeks.
Namun, saat ini karena porsi kepemilikan investor lokal mencapai 56 persen dari total kepemilikan atau mendominasi. Karena itu ketika asing kabur, penurunan yang terjadi pada indeks tak terlalu dalam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per Kamis (3/12), indeks telah bertengger di 5.833, hanya terpaut sekitar 7,7 persen dari pembukaan IHSG di awal tahun yakni 6.325.
"Melihat porsi lokal yang masuk di pasar modal Indonesia, industri keuangan itu sudah kencang sekali dan situasi saat ini baik untuk mendukung ekonomi nasional," katanya pada webinar bertajuk Menakar 9 Tahun Peran OJK dalam Menjaga Inklusi Jasa Keuangan Indonesia pada Kamis (3/12).
Dia mencermati fenomena meningkatnya investor lokal naik bersamaan dengan maraknya investasi bodong. Sejak tahun lalu, Satgas Waspada Investasi (SWI) telah menghentikan lebih dari 1.400 fintech ilegal dan 444 entitas investasi ilegal.
Menurut dia, hal ini menunjukkan kemampuan investor lokal untuk berinvestasi. Namun, karena terbatasnya instrumen investasi, masyarakat pun memilih menginvestasikan uangnya di entitas ilegal.
Oleh karena itu, ia berpesan kepada OJK untuk membuat kebijakan yang mampu menampung hasrat menabung masyarakat selain di sektor perbankan.
"Yang dibutuhkan dari OJK sendiri bagaimana kita bisa menampung kebaikan yang bisa menaikkan hasrat menabung rakyat Indonesia yang makin tinggi," jelasnya.