Hasil penggabungan atau merger bank syariah BUMN akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Nantinya, nama baru tersebut akan digunakan oleh PT Bank BRI Syariah Tbk selaku pihak yang menerima penggabungan.
Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi mengatakan bank hasil merger tetap berstatus perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BRIS.
"Kehadiran Bank Syariah Indonesia akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia," katanya dikutip dari Antara, Kamis (11/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, tiga bank BUMN syariah yang melakukan merger meliputi PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah.
Hery mengatakan rencana perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional bank hasil merger.
Bank hasil merger memiliki visi menjadi top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun ke depan, sekaligus sebagai top 10 bank terbesar di Indonesia.
"Entitas baru ini tentu memerlukan identitas yang kuat dan direksi yang berpengalaman untuk menjalankan operasionalnya," jelasnya.
Direktur Utama BRI Syariah Ngatari menambahkan terdapat sejumlah tahapan yang harus dilalui hingga merger tiga bank tuntas. Termasuk, memperoleh persetujuan dari regulator-regulator terkait.
"Identitas baru ini semakin memicu semangat kami untuk menuntaskan merger dan integrasi sebaik mungkin, dan mulai beroperasi memenuhi segala kebutuhan nasabah dan masyarakat," katanya.
Selama proses merger, lanjutnya, BRI Syariah masih menjalankan operasional dan layanan secara normal. Pihaknya menjamin semua proses merger dilakukan dengan mengedepankan para karyawan, nasabah, dan mitra usaha.
"Perlu dicatat bahwa saat ini merger belum efektif. Kami masih menjalankan sejumlah proses agar dapat memperoleh semua persetujuan dari regulator," katanya.
Nantinya, bank hasil merger memiliki aset mencapai Rp214,6 triliun, dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Selain itu, bank hasil merger akan membiayai UMKM hingga proyek-proyek infrastruktur yang berskala besar.
Sementara itu, komposisi pemegang saham pada entitas baru nanti mayoritas digenggam oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 51,2 persen.
Lalu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebanyak 25 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen, dan publik 4,4 persen.