Pemerintah Didesak Tegas Kepada Pengusaha Perusak Lingkungan

CNN Indonesia
Selasa, 22 Des 2020 07:21 WIB
Ekonom Indef Aviliani menilai kesadaran pengusaha, terutama yang tidak berorientasi ekspor masih rendah soal menjaga keberlangsungan lingkungan.
Ekonom Indef Aviliani menilai kesadaran pengusaha, terutama yang tidak berorientasi ekspor masih rendah soal menjaga keberlangsungan lingkungan. Ilustrasi pencemaran lingkungan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom Senior Indef Aviliani mendesak pemerintah untuk menegakkan hukum (law enforcement) dalam rangka menertibkan praktik usaha yang merugikan atau mengorbankan lingkungan.

Pasalnya, menurut Avi, sapaan akrabnya, kesadaran pelaku usaha, terutama yang tidak berorientasi ekspor masih rendah soal menjaga keberlangsungan lingkungan. Sehingga, dibutuhkan penegakan hukum yang tegas.

"Dari pemerintah perlu ada keberanian dalam melakukan perubahan, sehingga masyarakat dan dunia usaha ikutan, tidak bisa berdasarkan kesadaran, tapi harus kebijakan dan law enforcement," imbuh dia pada Secret at Newsroom (Setroom) CNNIndonesia.com bertajuk Seribu Puan Penjaga Lingkungan, pada Senin (21/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Avi juga menilai pemerintah perlu mengubah kebijakan yang pro lingkungan. Meski sebetulnya niat itu telah ditunjukkan pemerintah, namun ia menilai kerap kali kebijakan tak dibarengi dengan roadmap (pemetaan) yang jelas.

Sehingga target acap kali tak tercapai. Tengok saja realisasi bauran Energi Baru Terbarikan (EBT) yang sampai Mei 2020 baru mencapai 14,2 persen dari target 23 persen pada 2025.

"Misalnya kita punya roadmap energi, roadmap kebijakan ekonomi, tapi setiap kali yang diubah selalu roadmap-nya karena tidak dijalankan," imbuhnya.

Di kesempatan sama, Strategic Development Director Yayasan Madani Berkelanjutan Nadia Hadad menyayangkan pemerintah belum menempatkan pos transformasi lingkungan dalam komponen anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Padahal, isu lingkungan tak kalah pentingnya dengan isu ketahanan lainnya. "Yang namanya green recovery belum ada, belum lihat bentuk seperti apa, makanya melihat ini sekali lagi penting untuk mengumpulkan ide dan perempuan hebat," katanya.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa kesadaran kaum muda milenial terhadap lingkungan sebetulnya sudah cukup baik, namun mereka belum memiliki akses untuk melakukan perubahan yang besar.

Tapi, bukan berarti kaum muda dan perempuan tak berdaya. Menurut Nadia, perempuan dan kaum milenial dapat melakukan perubahan dengan kapasitas masing-masing.

"Milenial sudah mulai cukup sadar tapi mereka belum tahu sebenarnya apa yang bisa dilakukan, mungkin dari situ mulai mengumpulkan ide," terang dia.

[Gambas:Video CNN]



(wel/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER