Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bekerja sama dengan Kementerian BUMN menyediakan 200-300 hektare (Ha) lahan di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, untuk industri bahan baku obat-obatan.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengungkapkan pengembangan industri bahan baku obat-obatan di dalam negeri didorong untuk menekan ketergantungan RI terhadap impor.
Diharapkan, dorongan ini akan meningkatkan daya saing industri terkait di dalam negeri, sehingga laju impor dapat ditekan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, hingga saat ini sekitar 95 persen dari bahan baku obat-obatan Indonesia masih mengandalkan impor dari produsen terbesar dunia seperti China dan India.
"Kami dengan Kementerian BUMN mendorong spesifik 200-300 hektare (lahan) di kawasan industri Batang untuk bahan baku obat," ujarnya pada webinar KompasTV bertajuk 'Efek Covid-19, Urgensi Ketahanan Sektor Kesehatan', Senin (21/12).
Lebih lanjut ia mengatakan nantinya pemerintah akan menyediakan infrastruktur dasar, seperti instalasi pengolahan air limbah (waste water treatment), sehingga investor tidak perlu lagi membangun sistem pengolahan limbah masing-masing.
Ditargetkan, sebanyak 10 hingga 15 perusahaan yang bergerak di bidang bahan baku obat akan berminat membangun pabriknya di kawasan industri Batang.
Dia menyebutkan bahwa industri bahan baku obat-obatan memproduksi limbah melimpah. Tak ingin mengotori lingkungan akibat proyek tersebut, pemerintah RI menurut dia, akan menyediakan sistem pengolahan limbah yang sesuai standar internasional.
"Untuk infrastruktur dasar, waste water treatment, olah limbah akan diinvestasikan oleh pemerintah, jadi daya saing lebih tinggi. Nggak perlu investasi masing-masing untuk pengolahan limbah," jelasnya.
Untuk diketahui, Kawasan Industri Terpadu Batang merupakan salah satu sentra manufaktur di Pulau Jawa yang akan diintegrasikan dengan kawasan industri lainnya di Cikarang, Jawa Barat dan Gresik, Jawa Timur.
Digarap oleh lintas kementerian dan K/L, seperti Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, Kementerian PUPR, hingga Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), industri Batang diharapkan dapat menjadi super hub manufacturing.
Salah satu proyek yang akan digarap di industri Batang adalah pabrik baterai mobil listrik. Pun belum mendapat kepastian, namun Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Tesla sebagai salah satu perusahaan yang akan berinvestasi di kawasan tersebut.