Polling CNN: PHK, Efek Pandemi yang Paling Menakutkan

CNN Indonesia
Rabu, 30 Des 2020 10:50 WIB
PHK jadi dampak pandemi corona yang paling ditakuti pembaca CNNIndonesia.com, disusul kemiskinan dan utang yang menumpuk.
PHK jadi dampak pandemi corona yang paling ditakuti pembaca CNNIndonesia.com, disusul kemiskinan dan utang yang menumpuk. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemutusan hubungan kerja (PHK) jadi dampak pandemi yang paling ditakuti pembaca CNNIndonesia.com berdasarkan polling singkat melalui akun twitter@CNNIndonesia.

Polling singkat tersebut berhasil mengumpulkan 833 suara, dengan mayoritas peserta, yakni 46 persen menganggap PHK jadi efek pandemi corona terhadap ekonomi yang paling menakutkan.

Ketakutan lainnya adalah jatuh miskin dan utang menumpuk yang masing-masing memperoleh suara sebanyak 20 persen. Sisanya, 13 persen suara menyatakan takut harga barang makin mahal sebagai efek dari pandemi corona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandemi covid-19 yang telah berlangsung lebih dari sembilan bulan memang membawa kabar buruk bagi pekerja. PHK terjadi di berbagai sektor usaha baik yang terdampak langsung maupun tak langsung oleh covid-19.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia tembus 9,77 juta orang pada Agustus 2020. Angka itu naik 2,67 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kepala BPS Suhariyanto menegaskan lonjakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2020 itu memang disebabkan pandemi virus corona. Ia juga menyatakan masyarakat kota terdampak lebih parah dibandingkan pedesaan.

Sementara itu, Jobstreet Indonesia memproyeksikan jumlah pengangguran akan mencapai 11 juta hingga akhir tahun nanti.

Country Manager Jobstreet Indonesia Faridah Lim menuturkan hal tersebut sejalan hasil survei yang dilakukan perusahaannya terhadap 5.000 pencari kerja atau pekerja Jobstreet Indonesia.

Hasilnya, mayoritas tenaga kerja atau sekitar 54 persen terkena dampak pandemi covid-19 atau virus corona dengan rincian 35 persen pekerja diberhentikan secara permanen atau PHK dan 19 persen dirumahkan oleh perusahaan.

Tak jauh berbeda dengan PHK, peningkatan jumlah orang miskin juga kerap muncul dalam paparan statistik terkait dampak pandemi.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas memperkirakan krisis kesehatan ini akan mengerek jumlah penduduk miskin dari kisaran 24,79 juta pada 2019 menjadi 28,69 juta orang pada 2020.

Menteri PPN sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan lompatan angka kemiskinan tersebut dipicu terhentinya aktivitas ekonomi yang juga melahirkan banyak pengangguran baru.

Perlu diketahui, data terakhir BPS mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 24,79 juta orang atau 9,2 persen dari total populasi nasional. Artinya, bila ditambahkan, maka jumlah penduduk miskin bisa mencapai 28,69 juta orang atau 10,63 persen dari total populasi pada tahun ini.

Namun, perlu dicatat perkiraan tersebut juga dibuat dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 1 persen sampai minus 0,4 persen. Artinya, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang kini direvisi menjadi di kisaran -2,2 hingga -1,7 persen, peningkatan angka kemiskinan diyakini bakal lebih tinggi.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER