Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara terkait aksi dua selebritas Indonesia yang merekomendasikan saham salah satu emiten kepada pengikut mereka di media sosial. Kedua selebritas tersebut adalah Raffi Ahmad dan Ari Lasso.
Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menyebut pihaknya akan mengajak kedua pesohor tersebut untuk berdiskusi. Meski menyambut baik inisiatif Raffi dan Ari untuk mengajak masyarakat berinvestasi, namun ia mengingatkan tanggung jawab moral yang dimiliki keduanya sebagai influencer.
Pasalnya, ia menilai ada konsekuensi hukum yang bisa menghadang jika masyarakat yang mengikuti saran Raffi Ahmad dan Ari Lasso jatuh kecewa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun juga perlu mengingatkan mereka akan tanggung jawab moral mereka untuk para follower (pengikutnya) dan kemungkinan potensi tuntutan hukum dari para pengikutnya apabila ada yang bisa dikecewakan," jelas dia kepada wartawan lewat pesan singkat, Selasa (5/1).
Lebih lanjut, Laksono mengajak calon investor untuk mengikuti Sekolah Pasar Modal sebagai bekal edukasi mereka sebelum masuk ke pasar bursa.
Di laman Instagram-nya, Raffi Ahmad mengunggah sebuah video singkat, dalam video tersebut ia mengaku berinvestasi di saham PT M Cash Integrasi (MCAS). Namun, ia tak menyebutkan bila postingan tersebut merupakan postingan berbayar (endorse) dari pihak tertentu.
"Uang yang gua taruh kurang lebih selama 2-3 minggu ini udah naik 20 menuju 30 persen. Ini gokil banget guys, ini sih gua hanya sekedar sharing aja sama kalian semua," ujar Raffi dalam postingan yang dipublikasikan pada Senin (4/1) tersebut.
Senada, Ari Lasso lewat akun Instagram @ari_lasso mengunggah video yang merekomendasikan emiten sama, yaitu MCAS. Dalam unggahan tersebut, Ari mengklaim bahwa postingan tersebut bukan postingan berbayar.
"Ini (MCAS) dalam berapa bulan signifikan banget peningkatannya, ini bukan endorse, bukan apapun, hanya berbagi aja agar memiliki kesadaran berinvestasi di instrumen yang tepat," katanya.
Mengutip RTI Infokom, emitem berkode MCAS ini mengalami kenaikan hingga 234 persen dalam 6 bulan terakhir. Saham yang melantai pada 1 November 2017 ini dibanderol dengan harga 1.385 per saham pada Initial Public Offering/IPO dan ditutup pada perdagangan Selasa (5/1) di harga 4.550.