Airlangga Yakin Ekonomi Tumbuh 5 Persen Meski PSBB Diperketat

CNN Indonesia
Kamis, 07 Jan 2021 12:30 WIB
Menko Airlangga menyebut sejumlah indikator menunjukkan Indonesia telah memasuki fase pemulihan ekonomi, salah satunya kenaikan harga komoditas.
Menko Airlangga menyebut sejumlah indikator menunjukkan Indonesia telah memasuki fase pemulihan ekonomi, salah satunya kenaikan harga komoditas. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2021 masih sesuai dengan proyeksi pemerintah di kisaran 5 persen. Optimisme itu ia lontarkan meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa dan Bali diterapkan mulai 11 Januari mendatang.

Keyakinan Airlangga bertolak dari sejumlah indikator yang menunjukkan Indonesia telah memasuki fase pemulihan ekonomi.

Salah satunya, kenaikan PMI manufaktur ke level 51,3 atau berada di zona ekspansi. Terlebih, harga komoditas belakangan mencapai titik tertinggi seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), batu bara serta nikel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan keyakinan-keyakinan ini, tentu kami cukup optimis dan proyeksi sampai akhir tahun itu di kisaran 5 persen," ucapnya dalam konferensi pers terkait Pembatasan Kegiatan Masyarakat, Kamis (7/1).

Optimisme tersebut juga didorong oleh kondisi perekonomian pada pekan pertama tahun ini di mana rupiah mengalami penguatan cukup signifikan ke level Rp13.900 dan IHSG kembali ke zona 6.000.

"(IHSG) kemarin sempat turun sedikit di sesi pagi, namun setelah pemerintah menjelaskan itu naik kembali dan sampai saat ini IHSG sudah mencapai 6.128 atau sudah positif naik. Rupiah juga kemarin menguat," ucapnya.

Selain itu, rencana pemerintah untuk melakukan vaksinasi corona juga akan terealisasi dalam waktu dekat.

[Gambas:Video CNN]

"Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani) kemarin sudah melaporkan realokasi anggaran dan akan mendorong vaksinasi yang tahun ini diharapkan bisa selesai, diharapkan bisa menyiapkan dana Rp65 triliun hingga Rp73 triliun," tuturnya.

Airlangga menegaskan dalam pengambilan kebijakan, pemerintah tak sekedar menghitung proyeksi dalam jangka waktu harian, melainkan kuartal hingga tahunan. Artinya, meski pengetatan PSBB dapat berdampak negatif terhadap perekonomian, hal tersebut tidak serta-merta membuat proyeksi ekonomi kuartal pertama menjadi negatif.

"Tentu pemerintah bertugas dan hadir menjaga kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat sehingga faktor ini sepenuhnya diperhatikan. Kami masih optimis dan kita melihat kuartal 1 nanti, jadi kita tidak menghitung yang secara harian," tandasnya.

(hrf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER