Sejumlah sektor usaha di Inggris kelimpungan menghadapi berbagai aturan baru, dua pekan usai kesepakatan perdagangan pasca Brexit disetujui. Eksportir Inggris, salah satunya, harus merogoh kocek untuk mengurus dokumen yang mahal dan memakan waktu, termasuk deklarasi bea cukai hingga pemeriksaan keamanan pangan.
Menteri Senior Michael Gove baru-baru ini juga mengakui ada peningkatan birokrasi yang memperlambat arus pengangkutan barang yang dapat merusak produk segar. Berikut beberapa sektor usaha yang terdampak kesepakatan Brexit tersebut.
Logistik
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Industri logistik mengalami tekanan kuat karena melambatnya lalu lintas barang di perbatasan, terutama Pelabuhan Channel Dover. Bahkan, sebelum Brexit lalu lintas barang sudah tersendat karena pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran varian baru covid-19.
Sejumlah pengusaha logistik mulai mencoba melepaskan ketergantungan menghubungi pelabuhan dan melakukan perjalanan yang jauh lebih lama.
Untuk mencapai Irlandia, misalnya, mereka menempuh jalan berputar ratusan kilometer agar tak keluar dari wilayah Inggris.
Bagaimana pun, bisnis logistik sudah mulai berubah sejak referendum Brexit pada 2016, dengan makin banyaknya barang yang dikirim ke pelabuhan Inggris bagian timur serta melalui kereta api.
Sementara, truk yang terdaftar di Inggris kini hanya diperbolehkan satu pemberhentian di Uni Eropa untuk menurunkan barang. Hal ini pula yang menyebabkan industri tur konser musik mengalami krisis.
Manufaktur
Sektor industri kimia, peralatan listrik, mesin, logam, mineral, dan tekstil di Inggris juga terpukul akibat Brexit. Pasalnya, selama ini rantai pasokan mereka cenderung mengandalkan komponen impor dari luar Uni Eropa.
Kini, barang apa pun yang diimpor Inggris akan dikenakan bea cukai jika diekspor sebagai barang jadi ke dalam Uni Eropa.
Misalnya, jika produsen pakaian Inggris mengimpor bahan tekstil buatan China, ia harus membayar biaya bea cukai jika mengekspor kembali barang tersebut ke negara anggota pasar tunggal UE dan serikat pabean.
Eceran
Britain's Road Haulage Association telah memperingatkan bahwa birokrasi pasca Brexit akan membuat rantai pasok bisnis ritel dengan Irlandia Utara berada di ambang kehancuran.
Pasalnya, supermarket mengalami kesulitan besar dalam menyimpan rak berisi barang-barang segar sejak masa transisi Brexit berakhir pada 31 Desember.
Konsorsium Ritel Inggris mengatakan setidaknya 50 anggotanya berpotensi terkena tarif ekspor untuk mengirim kembali barang-barang tersebut ke Uni Eropa.
Department store Inggris yang runtuh, Debenhams, telah menutup situs onlinenya di Irlandia karena ketidakpastian atas aturan perdagangan baru. Sementara, ritel kelas atas London Fortnum & Mason telah menangguhkan pengiriman UE.
Perikanan Tangkap
Industri makanan laut Skotlandia mengklaim bahwa dokumen pasca-Brexit dan penundaan perbatasan telah mengancam mata pencarian dan memantik kekhawatiran hasil tangkapan mereka membusuk di tempat sampah.
Seperti diketahui, makanan-makanan mahal termasuk langoustine, scallop, tiram, udang, dan lobster, sebagian besar diekspor ke pasar di utara Prancis, dan kemudian dikirim ke seluruh Eropa.
Namun, industri penangkapan ikan mengandalkan transportasi cepat untuk mengirim produk mereka ke supermarket hingga restoran di Uni Eropa. Harga ekspor produk perikanan tangkap dilaporkan merosot karena penundaan dokumen yang telah memicu kemacetan parah.
Jasa Keuangan
Industri jasa keuangan diselimuti ketidakpastian lantaran tak masuk dalam bagian kesepakatan perdagangan Brexit.
Seperti diketahui, Inggris dan Uni Eropa berencana untuk menandatangani nota kesepahaman tentang layanan keuangan pada Maret mendatang.
Rencananya kedua pihak baru akan menetapkan road map kerja sama, dan para pejabat meremehkan dampak ketidakpastian aturan bagi sektor keuangan. Padahal,sejak 1 Januari, sektor keuangan kehilangan akses pasar mereka di Uni Eropa.
Gubernur Bank of England Andrew Bailey tetap optimis untuk merundingkan apa yang disebut rezim 'kesetaraan'. Hal ini diyakini bakal menghasilkan aturan yang kompatibel dan menjaga perdagangan di layanan tertentu tetap lancar.
(hrf/bir)