Analis Saham Ellen May menyebut Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau SWF yang mulai berjalan tahun ini diharapkan jadi tonggak pembangunan. Pembentukan SWF menjadi salah satu daya tarik investasi di pemerintahan Jokowi.
Demi mewujudkan mimpi menjadi negara maju pada 2045 mendatang, pemerintah harus mampu mengejar pertumbuhan ekonomi di kisaran 7-8 persen. Tidak heran, jika investasi dan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu program prioritas.
Hingga saat ini, Pendiri Ellen May Institute ini merangkum ada beberapa negara yang tertarik dan berkomitmen untuk berinvestasi di SWF Indonesia. Yakni, Uni Emirat Arab sebesar US$22,8 miliar, AS senilai US$2 miliar, dan Jepang sebesar US$4 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari analisisnya, Ellen menilai saham konstruksi BUMN Karya akan diuntungkan oleh proyek megah ini. Pasalnya, seluruh BUMN Karya, yaitu WSKT, PTPP, WIKA, dan ADHI memiliki proyek fokus SWF, seperti tol, pelabuhan, dan bandara.
"WSKT menjadi yang terbesar di antara BUMN Karya lainnya karena memiliki 10 persen konsensi dari panjang tol Indonesia. WSKT juga saat ini sudah siap menawarkan 11 ruas tolnya kepada SWF," jelasnya dikutip dari riset.
Ellen merekomendasikan saham-saham BUMN Karya untuk investasi jangka menengah atau rentang waktu 6-12 bulan. Selain karena SWF, ia menyebut valuasi saham saham BUMN karya dianggap masih relatif murah.
"Kami merekomendasikan investasi jangka menengah di saham WSKT, PTPP, WIKA, dan ADHI karena memiliki fundamental yang menarik dan memiliki valuasi relatif murah," tutupnya.
Lihat juga:BPJT Ungkap Alasan Waskita 'Jual' Jalan Tol |