Viral Beli Saham Pakai Utang

CNN Indonesia
Senin, 18 Jan 2021 09:32 WIB
Analis mengingatkan masyarakat untuk tidak berinvestasi saham dari dana darurat, apalagi utang. Sebab, harga saham naik dan turun dalam waktu singkat.
Analis mengingatkan masyarakat untuk tidak berinvestasi saham dari dana darurat, apalagi utang. Sebab, harga saham naik dan turun dalam waktu singkat. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Reno Esnir).
Jakarta, CNN Indonesia --

Jagat media sosial diramaikan oleh keluhan sejumlah nasabah atas investasi saham. Namun, keluhan tersebut menjadi sorotan lantaran modal investasinya menggunakan utang.

Sayangnya, alih-alih dapat untung, investasi mereka justru buntung. Tidak diketahui, identitas nasabah-nasabah tersebut. Namun, cuplikan gambar berisi keluhan mereka tersebar di media sosial baik Twitter maupun Instagram.

Salah satu nasabah mengaku berutang lewat 10 aplikasi pinjaman online (pinjol) senilai Rp170 juta guna modal investasi saham. Selanjutnya, ia menaruh semua uangnya tersebut di salah satu saham perusahaan pelat merah, yakni PT Antam (Persero) Tbk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya habis pinjam online 10 aplikasi dapat Rp170 juta. Saya haka (hajar kanan) Antam tadi langsung 500 lot. Tolong kak," tulis nasabah anonim tersebut, dikutip Senin (18/1).

Nasabah lainnya mengaku menggunakan uang arisan dan uang milik anggota Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk memborong saham perusahaan farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

"Lho kalau KAEF ARB tidak ada yang beli, gimana ya pak? Karena saya beli saham KAEF menggunakan uang arisan dan uang titipan ibu-ibu PKK. Sekarang di portofolio sudah minus hampir 25 persen. Sebaiknya gimana ya pak solusinya? Bingung juga mau jawab apa kalau ditanya pak," tulis nasabah tersebut.

[Gambas:Video CNN]

Nasabah lainnya, mengaku menggadaikan tanah dan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) mobil untuk membeli saham PT Itama Ranoraya Tbk. "Saya nyangkut IRRA. Mana sudah gadai tanah sama BPKB mobil," katanya.

Cuplikan gambar tersebut diunggah di twitter oleh pemilik akun, @desmondwira. Sembari mengunggah cuplikan gambar keluhan nasabah tersebut, ia mengingatkan masyarakat tidak membeli saham menggunakan utang, meskipun saat ini kinerja pasar saham menguat.

"Market lagi naik terus. Apapun yang terjadi jangan berutang untuk beli saham, jangan pakai margin berlebihan, jangan pakai dana darurat," tulisnya.

Unggahan tersebut menuai banyak komentar dari para warganet. Pemilik akun @RatihPR_ mengaku sepakat terhadap saran tersebut. Menurutnya, masyarakat tidak boleh gegabah saat hendak menaruh uang di saham.

"Mentang-mentang artis sama influencer lagi banyak ngomongin saham, jangan terus gegabah jadi membeli saham. Investasi bukan cuma di saham. Kalau duitnya masih minim sih RDPU saja dulu. Konsepnya kan 'high risk high return'," tulisnya.

Sementara itu, pemilik akun @dikpangestu mengamini jika investasi saham hendaknya berbekal ilmu, bukan spekulasi.

"Hindari spekulasi, gunakan analisa, terapkan money management, siapkan plan, berani cut loss," ucapnya.

Menanggapi fenomena tersebut, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee melarang masyarakat berinvestasi di pasar saham menggunakan utang. Pasalnya, investasi di saham merupakan investasi jangka panjang dan penuh ketidakpastian. Dalam arti, harga saham bisa naik dan turun dalam waktu singkat.

"Kalau kita menggunakan utang sangat berisiko sekali investasi kita belum naik, tapi kita harus membayar bunga. Kalau ini yang terjadi tentu akan memberatkan bagi orang yang melakukan investasi tersebut," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Ia menjelaskan investasi menggunakan utang cenderung merugi. Pasalnya, nasabah terkait harus membayar bunga utang secara rutin, sehingga terpaksa menjual sahamnya untuk membayar bunga tersebut.

"Ternyata waktu kita jual investasinya rugi, sehingga kita kena double kerugian," tuturnya.

Karenanya, ia menyarankan investasi di saham menggunakan uang menganggur. Dalam arti, uang tersebut merupakan sisa setelah nasabah memenuhi kebutuhan pokok dan kewajiban jangka pendeknya.

"Jadi uang sisa dari kebutuhan pokok dan dana-dana yang memang dibutuhkan dalam waktu pendek sudah semua, kemudian dana itu tidak dipakai dalam jangka pendek," jelasnya.

(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER