REKOMENDASI SAHAM

Dana Abadi Jadi Pemanis Saham Konstruksi dan Tambang

Wella Andany | CNN Indonesia
Senin, 18 Jan 2021 08:03 WIB
Analis menilai dana abadi (SWF) menjadi pemanis saham-saham konstruksi dan pertambangan, karena arus dana yang masuk digunakan untuk pembangunan.
Analis menilai dana abadi (SWF) menjadi pemanis saham-saham konstruksi dan pertambangan, karena arus dana yang masuk digunakan untuk pembangunan. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi).
Jakarta, CNN Indonesia --

Dana asing sebesar Rp7,95 triliun mengalir ke pasar di dalam negeri mendongkrak pergerakan indeks saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 1,85 persen pada perdagangan pekan lalu ke level 6.373.

Analis Saham Riska Afriani menilai indeks saham masih akan menguat pada pekan ini. "Perkiraan akan tembus 6.500 melihat penguatan indeks saham selama sepekan kemarin yang juga masih kuat," imbuhnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/11).

Banyak faktor yang menopang pergerakan IHSG, salah satunya program vaksinasi. Selain itu, investor juga akan konsentrasi pada pelantikan Presiden Terpilih AS Joe Biden pada Rabu (20/1) nanti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor lainnya, penantian investor terkait suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7DRRR) yang akan diumumkan pada Kamis (21/1) mendatang. Diketahui saat ini, bank sentral masih menahan suku bunga acuan di level 3,75 persen.

Pun demikian, Riska mengaku tidak melihat euforia berlebihan pada pekan ini. Selain karena alasan January Effects tak lagi seagresif dua pekan pertama, indeks saham juga masih diwarnai sentimen negatif dari penambahan kasus covid-19 di dalam negeri.

Sepekan lalu, penambahan kasus harian covid-19 menembus belasan ribu, dengan rekor tertinggi sebanyak 14.224 kasus per Sabtu (16/1). Sementara, per Minggu (17/1), total kasus mencapai 907.929, di antaranya 25.987 orang meninggal.

Seiring dengan penambahan kasus positif corona, Riska khawatir pembatasan sosial (PPKM) Jawa Bali yang akan berakhir 25 Januari nanti akan diperpanjang. Jika kekhawatiran itu terjadi, maka imbasnya bakal menekan perekonomian.

Untuk pekan ini Riska masih melihat tren positif (uptrend) sektor konstruksi dan pertambangan. Salah satu sentimen positif sektor konstruksi ialah dibentuknya dana abadi RI atau Sovereign Wealth Fund (SWF) dengan menggandeng beberapa investor asing.

Ia menyebut saham-saham karya BUMN, seperti PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP, serta PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau WSKT bisa dilirik.

Ia memasang harga target untuk ADHI di posisi 2.000. Namun, karena pertumbuhan saham-saham tersebut sudah lumayan signifikan, ia mengingatkan investor berhati-hati dan terus memantau pergerakan harga saham.

Lalu, untuk sektor pertambangan ia memilih dua saham pelat merah, yaitu PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau ANTM dan PT Timah (Persero) Tbk atau TINS. Untuk ANTM, ia memasang target di harga 3.250 dan TINS di level 2.450.

[Gambas:Video CNN]

Pilihan lainnya, ia merekomendasikan saham-saham perbankan, namun dengan strategi beli di harga murah (buy on weakness) saat saham mengalami koreksi.

Strategi terus dipakai karena arus dana asing terpantau mulai meninggalkan saham-saham perbankan besar di akhir pekan lalu. Tren diproyeksi bakal berlanjut.

Pada perdagangan Jumat (15/1), BBRI misalnya dilego asing sebesar Rp226,63 miliar. Diikuti, BBCA yang mencatatkan penjualan bersih asing sebesar Rp40,47 miliar. Lalu,BBNI sebesar Rp29,92 miliar.

"Saham perbankan penguatannya sudah tidak terlalu signifikan lagi, reli pergerakan sudah terbatas," katanya.

Saham BUMN Karya

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER